Pages

syarat-syarat sahnya Sholat,,Berbagai Larangan di dalam Shalat

Minggu, 25 Mei 2014
Nama : Ridwan Nim : 112040 Makul : Bahtsul Kutub Dosen Pengampu: Moh. In`ami, MAg Tema : Syarat-syarat Sahnya Shalat Berhubung Tugas Saya tidak bisa di buka karena terkena virus, saya mencoba memberikan inti dari tema tersebut sesuai dengan sepengetahuan dan sepemahaman tentang problem solving yang menyangkut maqolah. MaQalah dan Terjemah اَلْبَا بُ السَّا بِعُ – فِي مَعْرِفَةِ الُشُّرُوْطِ اَلَّتِي هِيَ شُرُوْطُ فِيْ صِحَّةِ الصَّلَاةِ وَأَمَا التُّرُوْكُ الْمُشْتِرطَةُ فِي الصَّلاَةِ, فَاتَّفَقَ الْمُسْلِمُوْنَ عَلىَ أَنَّ مِنْهاَ قَوْلًا وَمِنْهاَ فِعْلاً. فَأَمّاَ الْآَفْعَالِ فَجَمِيْعُ أَفْعَالِ المُبَاحَةِ اَلّتِي لَيْسَتْ مِنْ أَفْعَالِ الصَّلاَةِ, إِلاَّ قَتْلَ الْعَقْرَبِ وَالْحَيَةِ فِي الصَّلَاةِ,فَاِنَّهُمْ اِخْتَلَفُوا فِي ذَلِكَ لِمَعَا رِضَةِ اْلَأثِرَ فِي ذَلِكَ لِلْقِيَاسِ,وَاتَّفَقُوا فِيْمَا أَحْسَبَ عَلَى جَوَازِ الْفِعْلِ الْخَفِيْفِ. وَأَمّاَ اْلأَقْوَالُ فَهِيَ أَيْضًا الأقوال التي لَيْسَتْ مِنْ أَقَاوِيْلِ الصَّلَاةِ,وَهَذِهِ أَيْضًا لَمْ يَخْتَلِفُوا أَنَّهَا تُفْسِدُ الصَّلَاةَ عَمْدًا لِقَوْلِهِ تَعَالَى: "وَقُومُواللهِ قَنِتِيْنَ"وَلَمّاَ وَرَدَّ مِنْ قَوْلِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ."إِنَّ اللهَ يُحْدِثُ مِنْ أَمْرِهِ مَايَشَاءُ"وَمِمّاَ أَحْدَثَ أَنْ لَاتَكَلَّمُوا فِي الصَّلَاةِ,وَهُوَ حَدِيْثُ اِبْنُ مَسْعُوْدْ وَحَدِيْثُ زَيْدْ بِنْ أَرْقَمْ أَنَّهُ قَالَ:"كُنّاَ نَتَكَلَّمُ فِي الصَّلَاةِ حَتَّى نُزِّلَتْ" وَقُوْمُوْاللهِ قَنِتِيْنَ" فَأَمَّرَنَا بِالسُّكُوتِ وَنَهَيْنَا عَنِ اْلكَلاَمِ"وَحَدِيْثُ مُعاَيَةُ بِنْ الحَكَمِ السَّامِيِ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ يَقُوْلُ: إِنَّ صَلَاتَنَا لَايَصْلُحُ فِيْهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النّاَسَ إِنَّمَا هُوَ التَسْبِيْحُ وَالتَّهْلِيْلُ وَالتَّحْمِيْدُ وَقِرَأَةُ الْقُرْأَنِ"إِلّاَ أَنَّهُمْ اِخْتَلَفُوْا مِنْ ذَلِكَ مَوْ ضِعَيْنِ: أَحَدُّهُمَا إِذَا تَكَلَّمَ سَاهِيًا,وَاْلَاخَرُ إِذَا تَكَلَّمَ عَامِدًا لِإِصْلَاحِ الصَّلَاةِ.وَشَذَّ اْلأَوْزَاعِي فَقَالَ:مَنْ تَكَلَّاَمَ فِي الصَّلَاةِ لِاَحْيَاءٍ نَفْسٍ أَوْ لِأَمْرٍ كَبِيْرٍ فَإِنَّهُ يُبْنَى.وَاْلمَشْهُوْرُ مِنْ مَذْهَبِ مَالِكْ أَنَّ التَّكَلُّمَ عَمْدًا عَلِمَ عَلَى جِهَّةِ اْلإِصْلاَحِ لاَيُفْسِدُهَا.وَقَالَ الشَّافِعِيُّ: يُفْسِدُهَا التَّكَلَّمُ كَيْفَ كَانَ إِلَّا مَعَ النِّسْيَانِ.وَقَالَ أَبُوْ حَنِيْفَة: يُفْسِدُهَا التَّكَلَّمُ كَيْفَ كَانَ. وَالسَّبَبِ فِي اِخْتِلَافِهِمْ تَعَارَضَ ظَوَاهِرَالْاَحَادِيْثَ فِيْ ذَلِكَ,وَذَلِكَ أَنَ الاَحَادِيْثَ الْمُتَقَدِّمَةَ تَقْتَضِيْ تَحْرِيْمَ الْكَلَمِ عَلَى الْعُمُوْمِ,وَ حَدِيْثُ أَبيْ هٌرَيْرَةَ الْمَشْهُوْرُ "اَنَّ رَسُوْلَ اللِه صلى الله عليه وسلم اِنْصَرَفَ مِنْ اِثْنَتَيْنِ,فَقَاَلَ لَهُ ذٌوْ الْيَدَيْنِ:أَقْصَرْتَ الصَّلاَةَ أَمَّ نَسِيْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:أَصَدَقَ ذُوْ اليَدَيْنِ؟فَقَالُوْا:نَعَمْ,فَقاَمَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فصلى رَكْعَتَيْنِ أَخَرَيَيْنِ ثٌمَّ سَلَمْ"ظَاهِرُه ُأَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم تَكَلَّمَ وَالنَّاسُ مَعَهُ,وَأَنَّهُمْ بنوا بَعْدَ التَكَلّمِ,وَلَمْ يَقْطَعْ ذَلِكَ التَكَلّمَ صَلَاتَهُمْ,فَمَنْ أَخَذَ بِهَذا َالظَّاهِرِ,وَرَأَى أَنَّ هَذَا شَيْئٌ يَخُصُّ اْلَكَلَمَ لِاِ صْلَاحِ الصَّلاَة ِاِسْتُثْنَي هَذَا مِنْ ذَلِكَ الْعُمُوْمِ,وَهُوَ مَذْهَبْ مَالِكِ بْنِ أَنَسْ. Artinya : Bab VII : syarat-syarat sahnya shalat Berbagai Larangan di Dalam Shalat Umat Islam sudah sepakat mengenai beberapa pekerjaan yang harus ditinggalkan ketika menjalankan shalat;berkata-kata dan melakukan perbuatan tertentu. Yang dimaksud dengan perbuatan atau pekerjaan disini adalah seluruh perbuatan selain perbuatan-perbuatan Shalat. Kecuali membunuh kalajengking dan ular,yang masih dalam perselisihan. Hal ini lantaran adanya pertentangan antara hadits dan qiyas. Dan menurut apa yang penyusun ingat ,melakukan perbuatan-perbuatan shalat yang ringan (seoerti menggaruk gatal,pen),dibolehkan. Sedangkan ucapan yang seharusnya tidak dinyatakan,ialah semua bentuk kata-kata selain bacaan shalat. Kata-kata itu,jika sengaja dinyatakan pada waktu shalat,maka shalatnya batal. Hal ini sudah merupakan kesepakatan mereka berdasarkan: وَقُومُواللهِ قَنِتِيْنَ (البقرة :(238) Artinya : Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk`.(al-Baqarah,2 : 238). Sabda nabi : إِنَّ اللهَ يُحْدِثُ مِنْ أَمْرِهِ مَايَشَاءُ وَمِمّاَ أَحْدَثَ أَنْ لَاتَكَلَّمُوا فِي الصَّلَاةِ Artinya : Sesungguhnya Allah mengeluarkan perintah-perintah-Nya sekehendak-Nya,dan segala sesuatu yang dikeluarkan-Nya,supaya kalian tidak bercakap-cakap di dalam shalat. Hadits Zaid bin Arqam : كُنّاَ نَتَكَلَّمُ فِي الصَّلَاةِ حَتَّى نُزِّلَتْ" وَقُوْمُوْاللهِ قَنِتِيْنَ" فَأَمَّرَنَا بِالسُّكُوتِ وَنَهَيْنَا عَنِ اْلكَلاَمِ" Artinya : Adalah kami,dahulu berbincang-bincang di dalam shalat,hingga turunlah firman Allah “Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk`.(al-Baqarah,2 : 238)”,kemudian kami diperintahkan untuk diam dan tidak berbincang-bincang. Hadits Muawiyyah bin Hakam as-Sulami : سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمُ يَقُوْلُ: إِنَّ صَلَاتَنَا لَايَصْلُحُ فِيْهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النّاَسَ إِنَّمَا هُوَ التَسْبِيْحُ وَالتَّهْلِيْلُ وَالتَّحْمِيْدُ وَقِرَأَةُ الْقُرْأَنِ. Meski demikian,masih terdapat dua persoalan yang menjadi perselisihan para fuqaha`. Pertama,orang yang bercakap lantaran lupa. Kedua,seseorang yang sengaja bercakap lantaran ingi membenarkan shalat (yang salah). Imam Auza`I,dalam hal ini mempunyai pendapat yang membeda. Ia berpendirian bahwa seseorang yang bercakap di dalam shalat untuk menyelamatkan jiwa (yang terancam) atau lantaran masalah yang mendesak (penting),berarti orang tersebut bisa melanjutkan shalatnya. Imam Malik juga berpendirian bahwa bercakap dengan kesengajaan karena maksud meluruskan sesuatu,tidak termasuk membatalkan shalat. Sedang asy-Syafi`I berpendapat,bercakap apa saja membatalkan shalat. Bedanya pendapat para Fuqaha` itu lebih di sebabkan karena pertentangan lahiriyah hadits yang membicarakan hal tersebut. Pada garis besarnya,hadis-hadis yang sudah disebutkan terdahulu menunjukkan pengertian larangan berbincang ketika shalat. Padahal,di dalam hadis Abu Hurairah,hal tersebut di perkenankan. Hadis dimaksud adalah : اَنَّ رَسُوْلَ اللِه صلى الله عليه وسلم اِنْصَرَفَ مِنْ اِثْنَتَيْنِ,فَقَاَلَ لَهٌ ذٌوْ الْيَدَيْنِ:أَقْصَرْتَ الصَّلاَةَ أَمَّ نَسِيْتَ يَا رَسٌوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم:أَصَدَقَ ذٌوْ اليَدَيْنِ؟فَقَالٌوْا:نَعَمْ,فَقاَمَ رَسٌوْلٌ اللهِ صلى الله عليه وسلم فصلى رَكْعَتَيْنِ أَخَرَيَيْنِ Artinya : Sesungguhnya Rasulullah menyelesaikan (shalat) dua raka`at. Kemudian Dzu`l-Yadain mengatakan pada beliau, “Apakah engkau meng-qashar shalat,atau engkau khilaf,wahai Rasulullah!”maka Rasullullah bersabda, “Apakah Dzu`l-Yadain Benar?”Mereka menjawab, “Ya,benar”Lalu,Rasulullah berdiri,lalu menjalankan shalat lagi dua raka`at,kemudian salam. Hadits diatas memberikan petunjuk bahwa Nabi berbincang-bincang dengan para sahabat,tetapi mereka ini tetap meneruskan shalat(yang kurang),di selangi dengan pembicaraan mereka. Pada kenyataannya,bincang-bincang diatas tidaklah membatalkan shalat. Fuqaha` yang berpedoman pada lahiriyah hadist tersebut,dan pembicaraan yang dibolehkan itu khusus menyangkut pembetulan shalat,mereka mengecualikan pembicaraan(yang disebutkan dalam hadits di atas)dari larangan yang umum. Inilah pendirian Imam Malik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar