sido naik lan sido mumbul artikel humor puisi cerpen
strategi pembelajaran pai
Rabu, 21 Mei 2014
PRINSIP MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah: Strategi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Muhammad Shobirin M.Pd
Disusun Oleh:
Ridwan (112040)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar adalah suatu seni. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa mengajar adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan kelelahan. Selain itu guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui kepribadiannya. Guru yang ingin murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap teori dan praktek mengajar sehingga ia dapat terus-menerus meningkatkan cara mengajar. Beberapa jenis prinsip dasar dalam cara mengajar yang disajikan di bawah ini, dapat dipakai sebagai petunjuk oleh para guru Sekolah guna meningkatkan cara mengajar mereka.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar, berhasilnya atau tidaknya tujuan dalam proses pembelajaran di sekolah adalah merupakan tanggung jawab seorang guru, sehingga sebelum mengadakan proses belajar mengajar seorang guru harus terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pengajaran tersebut, misalnya mempersiapkan bahan pengajaran/materi, metode pengajaran dan komponen lain yang berkaitan.
Dalam makalah ini penulis mencoba menyajikan pembahasan tentang Prinsip Mengajar Pendidikan Agama Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Prinsip Mengajar Pendidikan Agama Islam ?
2. Mengulas Tentang Arti dari Belajar,mengajar,pembelajaran ?
3. Persamaan dan Perbedaan Belajar,mengajar,pembelajaran ?
4. Apa Saja Prinsip-prinsip Belajar,Mengajar dan Pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Prinsip Mengajar Pendidikan Agama Islam
Prinsip – prinsip Mengajar Prinsip guru, adalah asas atau aturan pokok, dimana seorang guru sebagai motifator untuk merangsang daya dorong pribadi siswa dalam melaksanakan sesuatu atau suatu jabatan karir, fungsional dan profesional yang berkompoten (cakap, mampu dan wewenang) dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat atau pemerintah untuk melaksanakan tugas.
Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399)
Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan pada aspek-aspek produktivitas dan kreatifitas manusia dalam peran dan profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam semesta.
Dalam rangka yang lebih terperinci, M Yusuf al-Qardawhi memberikan pengertian, bahwa ; “ Pendidikan Islam adalah pendidikan manusiawi seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia hidup dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya”.
2. Mengulas Arti Tentang Belajar, Mengajar, Pembelajaran
Para ahli pendidikan berbeda pendapat dalam merumuskan definisi belajar mengajar yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam Mengidentifikasikan data,menafsirkan fakta,penggunaan terminology dan konotasi istilah penekanan terhadap aspek-aspek tertentu (Muhammad Ali,1984 : 2).
Di samping fakror tersebut, mengajar adalah suatu proses yang kompleks yang tidak hanya sekedar menyampaikan informasi oleh guru kepada siswa tetapi banyak hal dan kegiatan yang harus di pertimbangkan dan di lakukan. Oleh karena itu rumusan pengertian mengajar tidak sesederhana yang di banyangkan.
Menurut S. Nasution, mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid, sedangkan yang dinamakan belajar menurut morgan dalam buku “introduction to psychology (1978) adalah setiap perubahan yang relatief menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.
a. Belajar menurut DR. H Syaiful Sagala, M.Pd.
Dikutip dari Prof. Dr. Sahabuddin dalam bukunya yang berjudul mengajar dan belajar, 2007. Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan teori-teori yang meliputi teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum.
b. Mengajar
Mengajar menurut Hartwig Schroder (1976) Dikutip dari Prof. Dr. H. Sahabuddin dalam bukunya yang berjudul Mengajar dan Belajar, 2007. Mengajar adalah prosedur mewariskan pengalaman dengan tujuan menyebabkan belajar berlangsung.
c. Pembelajaran
Pembelajaran menurut DR. H Syaiful Sagala, M.Pd.
Dikutip dari Prof. Dr. Sahabuddin dalam bukunya yang berjudul mengajar dan belajar, 2007. Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
3. a. Persamaan Beljar, Mengajar, Dan Pembelajaran
Berikut beberapa persamaan mengenai belajar, mengajar, dan pembelajaran yaitu :
1. Sama-sama proses utama dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
2. Sama-sama berperan penting dalam mengkaji ilmu
3. Tujuannya sama-sama untuk perubahan atas sikap dan perilaku yang bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan yang dilakukan secara sadar dan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari yang sebelumnya dan menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu dan latihan berinteraksi dengan lingkungannya
4. Menggunakan guru sebagai fasilitator dengan kata lain ialah sebagai pelaku (mengajar) dalam pentransferan pengetahuan sekaligus sebagai pembimbing yang berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik demi mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar kepada peserta didk.
b. Perbedaan Belajar, Mengajar, Dan Pembelajaran
Pembelajaran adalah bagian dari mengajar dan untuk mendidik dengan karakter yang khas atau memandu atau membimbing peserta didk dalam satu kompetensi tertentu yang ditentukan dalam KTSP, yang menjadi pusat dalam pembelajaran adalah pendidik, sedangkan peserta didik adalah bawahan atau dianggap tidak mengetahui apa-apa dari proses pembelajaran yang ditentukan oleh pendidik.
Hasil pengajaran peserta didik mampu mendapatkan suatu potensi dari RPP yang digariskan menurut kurikulum, peserta didik mau belajar, terampil dan membangkitkan kemauan belajar, dari segi pendidik, proses tersebut dapat diamati secara tidak langsung, artinya proses belajar yang merupakan proses internal peserta didik tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh pendidik.
Perilaku tersebut tampak pada tindak-tindak belajar tentang beberapa mata pelajaran yang merupakan respon peserta didik terhadap tindak mengajar atau tundak pembelajaran dari pendidik. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan desain instruksional pendidik. Dalam desain instruksional, pendidik membuat tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar.
3. Prinsip-prinsip Belajar,Mengajar dan Pembelajaran
Prinsip-prinsip belajar
a. Perhatian dan motivasi
b. Keaktifan
c. Keterlibatan langsung/berpengalaman
d. Pengulangan
e. Tantangan
f. Balikkan dan penguatan
g. Perbedaan individual
• Prinsip-prinsip belajar Lainnya Yaitu :
a.Prinsip Kesiapan
b. Prinsip Asosiasi (Kemampuan)
c.Prinsip latihan )ber ulang-ulang dan di ulang ulang)
d. prinsip Efek (akibat), terletak di emosional.
Prinsip-prinsip Mengajar
a. Pengajaran hendaknya menarik minat - Partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar .
b. Prinsip pengulangan - Perbedaan individu - Kematangan murid - Prinsip kegembiraan
c. Prinsip mengajar murid belajar
d. Ketersediaan alat-alat Prinsip Mengajar yaitu usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisikan situasi belajar mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Ada lima prinsip mengajar :
1. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
• Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu ada perangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tingkah laku yang dilakukan seseorang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dorongan dari luar.
• Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik merupakan motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar tingkah laku tersebut.
Penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut berada ditangan para guru pendidik dan anggota masyarakat yang lain. Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat motivasi belajar selama minimum 9 tahun pada usia wajib belajar. Orang tua bertugas memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
2. Kooperasi dan Kompetisi
• Kooperatif (cooperative)
Konsep kooperasi “cooperation” lebih menekankan pada produk daripada proses. Jadi belajar pada konsep ini lebih mementingkan tujuan, menempatkan hasil kegiatan sebagai tujuan utama. Pembelajaran koopperatif (Co-operative learning) berkembang baik di Amerika yang merujuk pada filosofi yang dikembangkan oleh John Dewey yang menekankan pada kedewasaan sosial. Dewey menegaskan bahwa belajar merupakan proses interaksi sosial dalam bentuk kerja sama untuk mencapai target (Ted Panitz: 1996)
Definisi belajar kompetitif (competitive learning) yang ekstrim dinyatakan oleh Johnson&Johnson (1991) yang menyatakan hanya ada satu siswa yang mencapai tujuan dan semua yang lainnya belum berhasil (http://ehlt.flinders.edu.au/education/DLiT/2002/.htm). Kompetisi dapat berjalan antara individu maupun antar kelompok. Kompetisi bisa dalam bentuk mutu proses belajar, hasil belajar, maupun penggunaan waktu belajar.
3. Korelasi dan Integrasi
Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat: ada -- yg erat antara iklim dan dunia tumbuh-tumbuhan;
-- lingkungan hubungan antara dua sifat kuantitatif yg disebabkan oleh lingkungan yg sama-sama mempengaruhi kedua sifat;
ber•ko•re•la•si v sering berhubungan secara timbal balik; ada korelasinya;
me•ngo•re•la•si•kan v menghubungkan untuk mencari pertaliannya, sedangkan adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yg utuh atau bulat;
-- bangsa Pol penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dl kesatuan wilayah dan pembentukan suatu identitas nasional; -- horizontal pembauran dng pihak atau badan yg sederajat; -- kebudayaan Antr penyesuaian antara unsur kebudayaan yg saling berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dl kehidupan masyarakat; -- kelompok Antr penyesuaian perbedaan tingkah laku warga suatu kelompok bersangkutan; -- vertikal pembaruan dng pihak atau badan yg berada di atas (lebih tinggi); -- wilayah Pol pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat atas unit-unit atau wilayah politik yg lebih kecil yg mungkin beranggotakan kelompok budaya atau sosial tertentu;
ber•in•teg•ra•si v berpadu (bergabung supaya menjadi kesatuan yg utuh);
meng•in•teg•ra•si•kan v menggabungkan; menyatukan.
4. Aplikasi dan Transformasi
Aplikasi yaitu menerapkan sedangkan transformasi yaitu perubahan sikap,bentuk dan fungsi.
5. Indvidualitas.
- Keadaan atau sifat khusus sebagai individu (Nominal)
- Ciri-ciri seseorang yang membedakannya dari orang lain (watak kepribadian),sikap sukar di rubah.
Prinsip-prinsip Pembelajaran PAI
a) Beepusat pada anak didik
b) Belajar melakukan
c) Mengembangkan kecakapan social
d) Mengembangkan fitra berTuhan
e) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalh
f) Mengembangkan kreativitas anak didik
g) Mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi
h) Menumbuhkan kesadaran sebagain warga Negara yang baik
i) Belajar sepanjang hayat
j) Perpaduan kompetisi, kerjasama, dan solidaritas
BAB IV
KESIMPULAN
Prinsip – prinsip Mengajar Prinsip guru, adalah asas atau aturan pokok, dimana seorang guru sebagai motifator untuk merangsang daya dorong pribadi siswa dalam melaksanakan sesuatu atau suatu jabatan karir, fungsional dan profesional yang berkompoten (cakap, mampu dan wewenang) dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat atau pemerintah untuk melaksanakan tugas.
Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399).
Berhubung disini membahas tentang Prinsip Mengajar PAI, saya menyimpulkan bahwa di dalam mengajar itu mempunyai prinsip terutama kepada gurunya, Prinsip Umum dari Mengajar adalah :
a. Pengajaran hendaknya menarik minat - Partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar .
b. Prinsip pengulangan - Perbedaan individu - Kematangan murid - Prinsip kegembiraan
c. Prinsip mengajar murid belajar
d. Ketersediaan alat-alat Prinsip Mengajar yaitu usaha guru dalam menciptakan dan mengkondisikan situasi belajar mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara optimal. Ada lima prinsip mengajar.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono,”Psikologi Pendidikan”,PT Rineka cipta,Jakarta,1997
Mudjiono.dkk, “Belajar dan Pembelajaran”PT Rineka Cipta jakarta, 2006
Usman Basyiruddin,”Metodologi Pembelajaran Agama Islam”,Jakarta ; Ciputat Pers,2002
http://adji-anginkilat.blogspot.com/2011/05/prinsip-prinsip-pendidikan-agama-islam.html
http://artikata.com/arti-319418-aplikasi.html
http://bambumoeda.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-pendidikan-islam/
http://bambumoeda.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-pendidikan-islam/
http://gurupembaharu.com/home/kolaborasi-ko-operasi-dan-kompetisi-cara-siswa-belajar-aktif/
http://kamus.sabda.org/kamus/individualitas
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/motivasi-belajar-intrinsik-dan-motivasi.html
http://seputarkampusorange.blogspot.com/2013/03/apa-sih-belajar-mengajar-dan.html
http://www.slideshare.net/rickymx2/prinsip-prinsip-bm-mengajar-efektif
Lokasi:
Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar