sido naik lan sido mumbul artikel humor puisi cerpen
psikologi pendidikan
Selasa, 20 Mei 2014
LAPORAN OBSERVASI
INDIVIDU KHUSUS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Muzdalifah,S.Psi.,M.Si
Disusun Oleh:
1. Ridwan (112040)
2. Ahmad Ainul Yaqin (112056)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
2014
A. PENDAHULUAN
Anak luar biasa masih merupakan istilah yang dipergunakan sampai saat ini, meskipun secara perundangang dan wacana yang berkembang dewasa ini peristilahan tersebut nampaknya perlu ditinjau kembali.
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang terbaru, peristilahan Pendidikan Luar Biasa telah diganti dengan Pendidikan Khusus. Ini mengandung konsekuensi terhadap penggunaan istilah baik kelembagaan maupun subyek peserta didik. Demikian pula halnya dengan wacana yang berkembang secara intenasional tentang peristilahan anak luar biasa, yang dewasa ini sering disebut dengan istilah special needs educational children atau anak dengan kebutuhan pendidikan khusus.
Anak luar biasa diartikan sebagai anak yang memiliki kelainan fisik, mental, emosi, sosial atau gabungan dari kelainan tersebut yang sifatnya sedemikian rupa sehingga memerlukan layanan pendidikan secara khusus.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah anak “bego”, atau kata yang lebih kasar lagi “anak gila”. Itulah sebutan atau predikat untuk anak tunagrahita. Bahkan ada yang mengatakan anak cacat (tuna) adalah sebagai kutukan, pembawa sial, karena perbuatan tidak senonoh orang tuanya. Sehingga setiap orang tua yang mempunyai anak cacat (tuna) merasa malu dan menyembunyikan anak tersebut.
Dan ada pula yang berpendapat, bahwa anak cacat adalah anak yang membawa hoki, membawa keberuntungan. Itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Didalam Makalah ini menjelaskan tentang tujuan dan manfaat observasi mengenai Individu Khusus, laporan hasil observasi dilapangan, dan kesimpulan.
C. Tujuan dan Manfaat Observasi
Tujuan observasi ini, selain untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan juga untuk mendapatkan data dari obyek yang sesuai dengan tujuan dilakukannya observasi. Yang mana tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara belajar-mengajar di SDLB, mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi kepada anak yang memiliki keterbelakangan tersebut, dan mengetahui bagaimana guru mengajar kepada siswa-siswi yang memiliki keterbelakangan tersebut, dan yang paling utama/terpenting yaitu tentang intellectual, Emosi, Sosial, Kepribadian.
Sedangkan berbicara mengenai manfaat, diantaranya manfaat bagi mahasiswa adalah mahasiswa benar-benar bisa memahami secara mendetail mengenai Intelegensi. Dengan terjun langsung dan melakukan pengamatan sendiri, akan memberikan data-data yang berguna bagi mahasiswa. Sedangkan bagi guru, mereka bisa lebih tahu karakter-karakter dan spesifikasi anak didiknya, sehingga guru lebih tahu bagaimana cara memperlakukan anak didiknya. Dan diharapkan hasil observasi ini bisa menjadi informasi berharga bagi para penulis guna menciptakan tulisan yang lebih bermanfaat khususnya untuk bidang pendidikan.
D. PEMBAHASAN
a) Intelegensi (kecerdasan)
Sebutan intelegensi berasal dari bahasa Yunani yaitu Nous yang berarti kekuatan,penggunaan kekuatan (noesis). Istilah lainnya kemudian intelegensi adalah intelectus & intelegenta,maknanya adalah konsepsi suatu kekuatan.
Intelegensi sering dipadankan dengan “kecerdasan”,walau sepintas lalu kelihatan jelas,rupanya tidak mudah dirumuskan,karena tidak semua orang atau setiap ahli menyatakan hal yang sama untuk istilah tersebut.
Intelegensi atau kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Tuhan kepada manusia dan menjadikan sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya,manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks,melalui proses berfikir dan belajar secara terus-menerus.
Istilah intelelek berasal dari bahasa Inggris intellect yang menurut Chaplin (1981) diarikan sebagai :
1. Proses kognitif,proses berfikir,daya menghubungkan,kemampuan menilai,dan kemampuan mempertimbangkan.
2. Kemampuan mental atau intelegensi.
Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek” adalah akal budi atau intelegensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berfikir. Selanjutnya,dikatakan bahwa orang yang intelligent yang berarti orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam waktu yang singkat,memahami masalahnya lebih cepat dan cermat,serta mampu bertindak cepat.
Istilah intelegensi,semula berasal dari bahasa latin intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (Bimo Walgito). Menurut William Stern salah seorang pelopor dalam penelitian integensi,mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru (kartini Kartono,1984).
• Teori-teori intelegensi
i. Teori Faktor (Charles Spearman)
Teori faktor berusaha mendeskripsikan struktur intelegensi, yang terdiri atas dua faktor utama yakni, faktor “g” (general) yang mencakup semua faktor intellectual yang dimiliki oleh setiap orang dalam berbagai derajat tertentu, dan faktor “s” (specific) yang mencakup berbagai faktor khusus yang relevan dengan tugas tertentu. Kedua faktor ini kadang tumpang tindih,tetapi juga sering berbeda. Faktor “g” lebih banyak memiliki segi genetis dan faktor “s” lebih banyak di peroleh melalui latihan dan pendidikan.
ii. Teori Struktur Intelegensi (Guilford)
Meneurut Guilford struktur kemampuan intelektual terdiri atas 150 kemampuan yang dimiliki tiga parameter,yaitu operasi,produk,dan konten. Parameter operasi terdiri atas evaluasi, produksi, konvergen, produksi, divergen, memori, dan kognisi. Parameter produk terdiri atas unit, kelas, kelas, relasi, system, transformasi, dan implikasi. Parameter konten terdiri atas figurasi, simbolis, semantic, dan perilaku.
iii. Teori Multiple Intelegence (Gardner)
Intelegensi manusia memiliki tujuh dimensi yang sermiotonom,yaitu linguistic, music, matematik logis, visual special, kinestetik fisik, sosial interpersonal, dan intrapersonal. Setiap dimensi tersebut, merupakan kompetensi yang eksistensinya berdiri sendiri dalam system neuron. Artinya, memiliki organisasi neurologis yang berdiri sendiri dan bukan hanya terbatas kepada yang bersifat intelektual.
iv. Teori Uni Factor (Wihelm Stern)
Menurut teori ini intelegensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum. Oleh karena itu, cara kerja intelegensi juga bersifat umum. Reaksi atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau dalam memecahkan masalah,bersifat umum pula. Kapasitas umum itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis ataupun akibat belajar.
v. Teori Multifaktor (E.L. Thorndike)
Menurut teori ini intelegensi terdiri atas bentuk hubungan neural antara stimulus dengan respon. Hubungan neural khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku individu. Manusia di perkirakan memiliki tiga belas miliar urat saraf, sehingga memungkinkan adanya hubungan neural yang banyak sekali. Jadi intelegensi, menurut ini adalah jumlah koneksi actual dan potensial dalam system saraf.
vi. Teori Primary Mental Ability (Thurstne)
Teori ini mencoba menjelaskan tentang organisasi intelegensi yang abstrak, dengan membagi intelegensi menjadi kemampuan primer, yang terdiri atas kemampuan numerical/matematis, verba;l atau berbahasa, abstraksi berupa visualisasi atau berfikir, membuat keputusan, induktif maupun deduktif, mengenal atau mengamati, dan mengingat.
Menurut Teori Primary Mental Ability (Thurstne) masing-masing dari kemampuan primer tersebut adalah independen serta menjadikan fungsi fikiran yang berbeda atau berdiri sendiri-sendiri. Oleh karena itu para ahli yang lain menilai bahwa teori ini mengandung kelemahan, karena kemampuan individu itu pada hakikatnya saling berhubungan secara integrative.
vii. Teori Sampling (Godfrey H. Thomson)
Menurut teori ini intelegensi merupakan kemampuan sample, dunia berisikan berbagai bidang pengalaman dan sebagian terkuasai oleh fikiran manusia. Masing-masing bidang hanya terkuasai sebagian saja, dan ini mencerminkan kemampuan mental manusia. Intelegensi beroperasi dengan terbatas pada sample dari berbagai kemampuan atau pengalaman dunia nyata.
viii. Entity Theory
Menurut teori ini, intelegensi atau kecerdasan adalah kesatuan yang tetap dan tidak berubah-rubah.
ix. Incremental Theory
Menurut teori in, seseorang dapat meningkatkan intelegensi/ kecerdasannya melalui belajar.
b) Emosi
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati.Menurut The American College Dictionary, (H. Djali, 2007) emosi adalah suatu keadaan afektif yag disadari dimana dialami perasaan seperti kegembiraan (joy), kesedihan, takut, benci, dan cinta (ibedakan dari keadaan kognitif dan keinginan yang disadari); dan juga perasaan seperti kegembiraan (joy), kesedihan, taku, benci, dan cinta.
Teori-teori Emosi
Dalam upaya menjelaskan bagaimana timbulnya emosi, para ahli mengemukakan beberapa teori emosi, diantaranya: Teori Emosi Dua-Faktor oleh Shcachter dan Singer, Teori Emosi James-Lange oleh James dan Lange dan Teori Emergency oleh Cannon.
1. Teori Emosi Dua-Faktor Schachter dan Singer
Reaksi fisiologik dapat saja sama (hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin dialirkan dalam darah, dan sebagainya), namun jika rangsangannya menyenangkan emosi yang timbul dinamakan senang. Sebaliknya, jika rangsangannya membahayakan , emosi yang timbul dinamakan takut.
2. Teori Emosi James-Lange
Menurut teori ini, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagi respons terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar. Contohnya saat seseorang melihat harimau, reaksinya peredaran darah semakin cepat karena denyut jantung semakin cepat, paru-paru lebih cepat memompa udara. Respons-respons tubuh ini kemudian dipersepsikan dan timbullha rasa takut.
3. Teori “Emergency” Cannon
Cannon mengatakan, bahwa organ dalam umumya terlalu insensitive dan terlalu dalam responsnya untuk bisa mejadi dasar berkembangnya dan berubahnya suasana emosional yang sering kali berlangsung demikian cepat. Meskipun begitu, ia sebenarnya beranggapan bahwa organ dalam merupakan satu-satunya factor yang menentukan suasana emosional. Teori ini menyebutkan emoosi timbul bersama-sama dengan reaksi fisiologik.
c). Situasi Sosial
Pada dasarnya individu berada pada situasi sosial. Situasi sosial yang merangsang individu sehingga individu bertingkah laku oleh sherif and sheriff di sebut situasi perangsang sosial stimulus situation.Situasi sosial ini di golongkan menjadi dua golongan besar, yaitu :
1. Orang lain yang dapat berupa :
1) Individu-individu lain sebagai perangsang.
2) Kelompok sebagai situasi perangsang, yang dapat di bedakan lagi atas dua yaitu :
a. Hubungan intragroup yaitu hubungan antara individu lain dalam kelompok lain atau antara kelompok dengan kelompok.
b. Hubungan intergroup yaitu hubungan antar aindividu satu dengan yang lain dalam kelompok itu sendiri. Jadi tidak keluar dari kelompok.
2. hasil kebudayaan
1) Kebudayaan materiil (materiil cultural)
2) Kebudayaan non materiil (non material culture). (Sherif and Sherif, 1956).
c) Kepribadian (Teori Psikologi Individu)
Psikologi individu merupakan aliran psikologi yang menekankan pada keunikkan kepribadian yang merupakan konfigurasi dari motif-motif, sifat-sifat, minat-minat, dan nilai-nilai sehingga setiap perbuatan yang di lakukan orang memberi corak khas pada gaya hidupnya sendiri.
Psikologi individu merupakan aliran psikologi yang mengembangkan minat sosial dan perjuangan kearah superioritas.
Psikologi individual menentang psikoseksual yang dikemukakan oleh freud.
1. Individualitas sebagai pokok persoalan
Menurut adler tiap orang adalah suatu konfirgurasi motif-motif, sifat-sifat,serta nilai-nilai yang khas, yang dilakukan oleh seseorang yang membawakan corak khas gaya kehidupan yang bersifat individual.
2. Pandangan Teologis
Adler menemukan gagasan bahwa manusia lebih di dorong oleh harapan-harapannya terhadap masa depan dari pada pengalaman-pengalaman massa lampaunya.
3. Dua dorongan pokok
a. Dorongan kemasyarakatan
Mendorong manusia bertindak mengabdi kepada masyarakat.
b. Dorongan keakuan
Mendorong manusia bertindak dan mengabdi pada diri sendiri.
Teori kepribadian
1. Teori Psikoanalis
2. Tori-teori sifat (Trait Theories)
3. Teori kepribadian Behaviorisme
4. Teori psikologi kognitif
5. Teori big five persoanality
IQ yang rendah tidak menunjukkan bahwa seorang anak tidak berusaha keras dalam belajar. IQ rendah menyatakan Ketidak beruntangan untuk mencapai nilai yang tinggi dibidang akademik sehingga tidak bijaksana apabila orang tua menyalahkan mereka.
Perlu di ketahui bahwa IQ bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan seorang anak, seperti keberanian, kejujuran, kepercayaan diri, kestabilan emosi, keikhlasan dan keteguhan hati, rasa cinta, dan kebaikkan.
Banyak bakat khusus yang tidak dapat di abaikan, seperti kemampuan olahraga, kemampuan musik, dan kemampuan seni lainnya.
Defisiensi mental, cacat mental, keterbelakangan mental, halangan mental, atau otak lemah merupakan beberapa istilah untuk menerangkan kondisi mental seseorang. Jika hasil atau test ini membuktikan bahwa anak termasuk golongan ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari bimbingan dari seseorang ahli atau dokter. Diskusikan dengan dokter tentang cara yang terbaik dalam menangani anak tersebut.
Beberapa ahli percaya bahwa keadaan ini hanyalah akibat dari adanya beberapa gangguan atau kerusakkan dalam pengaturan otak, kerusakkan yang terjadi terhadap otak, atau pembawaan sejak lahir. Pandangan lain menyebutkan bahwa keadaan itu biasanya berhubungan dengan berbagai ragam tingkat intelegensi manusia sehingga dapat pula di anggap sebagai hal yang normal saja.
Penggolongan dan tingkatan IQ yang termasuk kategori yang terbelakang, adalah :
Tingkatan IQ Keeterangan
70-90 Rendah
50-70 Terbelakang
20-50 Imbesil ( Bodoh )
0-20 Moron ( Dungu )
Pada tingkat yang paling rendah, anak tidak akan memberi respon sedikitpun untuk suatu tes IQ. Tidak banyak harapan untuk anak seperti anak ini. Namun,apabila hasilnya mendekati tingkat normal dari tes IQ, besar kemungkinan untuk usaha usaha perbaikan.
Tidak seorangpun para ahli ilmu jiwa dapat menyarankan cara yang lebih baik didalam memperjelas batas suatu tingkat dengan lainnya dalam hal keterbelakangan mental.
d) Secara garis besar pangkal soal masalah-masalah siswa dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal.
Sebab-sebab internal ialah sebab-sebab yang berpangkal dari kondisi murid itu sendiri. Hal ini bisa bermula dari adanya kelainan fisik maupun kelainan psikis.
Internal
Kelainan fisik
Anak-anak yang menderita kelainan fisik akan merasa tertolak untuk hadir di tengah-tengah temannya yang normal.kelainan-kelainan fisik amatlah banyak bentuknya. Diantaranya adalah buta, bermata satu, bisu, tuli, kaki kecil satu atau lumpuh total. Agar mereka tidak tersisihkan diantara teman-temanya yang normal, maka demi masa depannya Negara menyelenggarakan pendidikan yang khusus buat mereka.
Sebuah lembaga pendidikan yang di rancang khusus untuk mereka akan membuat mereka percaya diri,merasa betah didalamnya, dan pelajaran-pelajaran yang khusus untuk mereka membuat berani menghadapi realitas.
Kelainan Psikis
Kelainan Psikis yaitu kelainan yang terjadi pada kemampuan berfikir (kecerdasan) seorang anak. Kelainan ini baik secara imperior (lemah) maupun superior (kuat).
Eksternal
Sebab-sebab eksternal adalah sebab-sebab yang hadir dari luar si murid. Sebab-sebab eksternal berpangkal dari keluarga, pergaulan, salah asuh atau pengalaman hidup yang tak menyenangkan.
Faktor Penyebab dan Waktu Terjadinya Keluarbiasaan
1. Faktor keturunan (hereditas)
- Bawaan dari turunan/orang tua
2. Faktor sebelum lahir (prenatal)
- Ketika dalam kandungan keracunan, kekurangan gizi, terkena infeksi.
- Waktu hamil ibunya penderita penyakit kronis, dan lain-lain
3. Faktor ketika lahir (natal)
- Persalinan yang lama sehingga kehabisan cairan
- Persalinan dibantu dengan alat (syaraf terganggu)
4. Faktor sesudah lahir (post natal)
- Karena sakit, kecelakaan atau karena salah obat
Di sini kami akan membahas dua anak individu khusus, di antara 8 anak khusus yaitu Anak Tuna Netra, Anak Tuna Rungu, Anak Tuna Grahita, Anak Tuna Daksa, Anak Tuna Laras, Anak Berbakat, Anak Tuna Ganda , Anak Kelainan Autisme.
Kami membahas dua dari delapan anak khusus yaitu : Anak Tuna Grahita (kondisi anak yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata).
TUNA GRAHITA
Tuna grahita adalah kondisi anak yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata yang ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial.
Anak tuna grahita sering pula disebut terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasan yang dimilikinya.
• Karakteristik Umum Anak Tuna Grahita
1. Keterbatasan Intelegensi
Intelegensi merupakan fungsi kompleks yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan situasi-situasi kehidupan baru.
Anak tuna grahita memiliki kekurangan dalam semua hal tersebut. Kapasitas belajar anak tuna grahita terutama yang bersifat abstrak , kemampuan belajarnya tanpa pengertian atau membeo.
2. Keterbatasan Sosial
Anak tuna grahita juga memiliki kekurangan dalam mengurus diri sendiri di dalam masyarakat.
Anak tuna grahita memiliki ketergantungan terhadap orang tua sangat tinggi, tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana, sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi, anak tuna grahita juga cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.
3. Keterbatasan Fungsi-Fungsi Mental Lainnya
- Anak tuna grahita memerlukan waktu lebih lamauntuk melaksanakan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya.
- Anak tuna grahita memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa karena pusat pengolahan (perbendaharaan kata) kurang berfunsi sebagaimana mestinya.
- Anak tuna grahita kurang mampu mempertimbankan sesuatu. Kurnag mampu membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah.
• Klasifikasi Anak Tuna Grahita
1. Tuna grahita ringan
Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Memiliki IQ antara 68-52 (menurut binet) dan 69-55 (menurut skala Weshcler). Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung secara sederhana.
Anak tunagrahita ringan masih dapat dididik menjadi tanaga kerja semi-skilled, seperti pertanian, pekerjaan rumah tangga, laundry, dll.
Namun demikian, anak tuna grahita ringan tidak dapat melakukan penyasuaian sosial secara independen.
Pada umumnya anak tuna grahita ringan tidak mengalami gangguan fisik.
2. Tuna Grahita Sedang
Tuna grahita sedang disebut juga imbesil. Memiliki IQ antara 51-36 (menurut binet) dan 54-40 (menurut Weshcler). Mereka dapat dididik untuk mensgurus diri sendiri dan melindungi diri dari bahaya seperti menghindar dari kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dll.
Anak tuna grahita sedang sangat susah bahkan tidak dapat belajar secara akademik.
1. Tuna Grahita Berat
Tuna grahita berat (profound), memiliki IQ dibawah 19 menurut skala Binet dan dibawah 24 menurut skala Weshcler.
Anak tuna grahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total sepanjang hidupnya
Pelaksanaan Observasi
1. Nama sekolah : SDLB CENDONO, Dawe, Kudus
2. Alamat sekolah : Desa. Cendono, dukuh madu, RT 05/ Rw. 01 kec. Dawe, kab. Kudus
3. Status sekolah : Negeri
4. Sekolah berjalan sejak tahun :1984
5. Nama Kepala Sekolah : SRI HARTONO,S.Pd
6. Guru Kelas : Sarbini
7. Nama Guru yang Diwawancarai : SARBINI
8. Kelas yang di obsevasi : 3 C-1
9. Tanggal Pelaksanaanya : 12 April 2014
10. Waktu Pelaksanaan : 08.30 – 09.00 WIB
11. Teknik Pengumpulan data :kuesioner, interview, dokumentasi
E. Deskripsi Anak Tuna Rungu Dan Tuna Grahita
INFORMASI IDENTIFIKASI (Tuna Grahita)
Nama anak : Hani Oktavia Candani
Tanggal panggilan : Hani
Tanggal lahir : 07 Oktober 2005
Jenis kelamin : Perempuan
Umur sekarang :10 tahun
Nama sekolah : SDLB 1 CENDONO, Dawe, Kudus
Kelas : 3 C-1
Nama guru : Sarbini
Anak hidup dengan : Bapak dan Ibu
Nama orang tua/pengasuh : Ibu Sri Masningsih
Alamat : Jurang gepok
pekerjaan : Membuat roti (malam hari)
interview dengan ibu/isteri dari Agus Andi Purwanto ketika di rumah :
Intelegensi : dia tidak suka atau kurang bisa di dalam berhitung.
Sosial :baik, bisa menyesuaikan, mudah bergaul akan tetapi ketika dengan anak normal dia di cuekin dan tidak mau di ajak berteman (di jauhi)
Emosi : jarang marah,dia emosi ketika semua keinginanya tidak di penuhi.
Kepribadian : biasa, seperti anak normal akan tetapi di dalam mengungkapkan kata-kata ia sulit untuk di kemukakan.
Suami
Nama suami : Agus Andi Purwanto
Tanggal lahir : 25 Agustus
Pekerjaan : Tukang kayu
Alamat : Daren nalumsari jepara
Guru yang di interview,kuesioner
Nama : Sarbini
Tanggal : Kudus,14 November 1962
Menurut bapak tuna grahita di kelas 3 C-1 itu seperi apa ?
Tuna grahita, anak di sini itu mengalami hambatan dibidang akademik dan biasa di artikan siswa yang memiliki intelektual rendah (di bawah rata-rata). ketika didalam berhitung angka lebih dari 30 itu belum bisa ,akan tetapi didalam berhitung sederhana 1 – 20 itu masih bisa, di dalam bahasa itu mereka sulit mengungkapkan kata-kata, merangkai kata pun belom bisa, ketika dia menghafalkan nama seseorang atau ketika dia belajar itu baru jangka wangtukurang lebih 3 bulan baru mengerti, memahami dan menghafal yang kemaren.
kelas 3 C-1 ini muridnya ada 10 anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 4 anak perempuan, pada waktu itu yang berangkat 6 siswayaitu laki-laki ada 5 dan perempuan ada 1, yang lain tidak berangkat di karenakan, kemaren waktu ada tes , pada berangkat semua sehingga kelihatan penuh dan mereka tidak nyaman akhirnya malas untuk berangkat.
di kelas ini termasuk kategori tuna grahita sedang di karenakan siswa-dan siswi disini termasuk mampu di latih, bisa mengetahui benda yang berbahaya, menulis tidak bisa perlu bimbingan dan di latih. rata- rata siswa dan siswi disini di dalam berkonsentrasi itu sulit, di suruh mengerjakan soal itu pada tidak mau nurut.
klasifikasi (pembagian) tuna grahita :
a. Berat/perlu rawat pasti memerlukan bantuan terus kepada yang dia kenal.
b. Mampu latih artinya mampu di latih.
Di bidang akademik masik belum bisa, membaca, berhitung, menulis masih perlu bimbingan dan latihan.
c. mampu untuk di didik
Di kelas ini biasanya di ajarkan untuk cara memakai pakaian, makan sendiri, minum sendiri, merawat diri mengurusi dirinya sendiri, menjaga kebersihan seperti merias wajah, berpakaian dalam dan luar tetapi masih sulit untuk memakai pakaiannya.
F. Penutup
Kesimpulan
Sebutan intelegensi berasal dari bahasa Yunani yaitu Nous yang berarti kekuatan,penggunaan kekuatan (noesis). Istilah lainnya kemudian intelegensi adalah intelectus & intelegenta,maknanya adalah konsepsi suatu kekuatan.
Teori-teori intelegensi
a. Teori Faktor (Charles Spearman)
b. Teori Struktur Intelegensi (Guilford)
c. Teori Multiple Intelegence (Gardner)
d. Teori Uni Factor (Wihelm Stern)
e. Teori Multifaktor (E.L. Thorndike)
f. Teori Primary Mental Ability (Thurstne)
g. Teori Sampling (Godfrey H. Thomson)
h. Entity Theory
i. Incremental Theory
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'.
Teori-teori Emosi
a. Teori Emosi Dua-Faktor Schachter dan Singer
b. Teori Emosi James-Lange
c. Teori “Emergency” Cannon
Pada dasarnya individu berada pada situasi sosial
Situasi sosial ini di golongkan menjadi dua golongan besar, yaitu :Orang lain dan Hasil kebudayaan .
Psikologi individu merupakan aliran psikologi yang menekankan pada keunikkan kepribadian yang merupakan konfigurasi dari motif-motif, sifat-sifat, minat-minat, dan nilai-nilai sehingga setiap perbuatan yang di lakukan orang memberi corak khas pada gaya hidupnya sendiri.
Teori kepribadian
a. Teori Psikoanalis
b. Tori-teori sifat (Trait Theories)
c. Teori kepribadian Behaviorisme
d. Teori psikologi kognitif
e. Teori big five persoanality
Di dalam oservasi ini lebih di tekankan pada intelegensi, emosi, sosial, kepribadian.
Saran
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan, adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan adalah :
Mahasiswa Tarbiyah sebagai calon guru hendaknya, lebih cerdas dalam memahami kondisi dan karakter pada diri tiap-tiap pesrta didik yang nantinya akan kita hadapi.
Mahasiswa hendaknya memperkaya wawasan dan pengetahuannya agar nantinya bisa menjadi tenaga pendidik yang benar-benar profesional.
Kita sebagai calon orang tua nantinya harus benar-benar memberikan kasih sayang sepenuhnya dan mempersiapkan serta memperhatikan setiap pertumbuhan anak.
Daftar Pustaka
Arief Budiman, Panduan Bagi Remaja dan Orang Tua Tes IQ Remaja, Bandung: CV Pustaka Grafika, 2005.
Drs.H.Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Rineka Cipta,1999.
M.Nur Ghufron, Psikologi ,Nora Media Enterprise, 2011,hal.83.
Prof.Dr.H.Djaali, Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara, 2013.
Prof.Dr.mohammad Ali,Dkk., Psikologi Remaja Pekembangan Peserta Didik, PT Bumi Aksara, 2005.
http://ekaplb-k5110018.blogspot.com/2010/12/tuna-grahita_19.html
http://makalahpsikologianakluarbiasa.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated
http://susimardiyanti.blogspot.com/2013/02/emosi-dan-motivasi.html
http://www.slideshare.net/yuniardiantary/psikologi-individual-27235161
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar