INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metodologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Abdul Mutholib M, Pd
Disusun Oleh :
Luthfiyah Ulyani : 112585
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PBA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peneliti dilakukan karena pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan manusia yang terbatas akan suatu hal serta besarnya rasa ingin tahu manusia yang menyebabkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan dan ketidak puasan akan apa yang telah dimiliki dan diketahui oleh manusia.
Oleh sebab itu, muncullah penelitian-penelitian terbaru akan suatu hal disetiap tahun, bulan, atau bahkan tiap minggunya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu dan ketidak puasan manusia.
Dalam menyusun sebuah laporan penelitian, seorang peneliti membutuhkan alat bantu yang digunakan sebagai alat atau instrument penelitiannya. Serta membutuhkan data-data yang valid guna mendukung hasil dari penelitian peneliti tersebut.
Oleh karena itu, seorang peneliti harus menegetahui dan memahami apa itu pengumpulan data, instrument penelitian dan teknik-teknik pengumpulan data.
Menuyusun instrument pengumpulan dan penelitian dilakukan setelah peneliti memehami apa yang menjadi variabel penelitiannya. Pada makalah ini akan dijelaskan pengumpulan data, instrument penelitian dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif?
2. Bagaimana cara menyusun instrument penelitian ?
3. Apa macam-macam teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Instrumen Penelitian Dan Pengumpulan Data
• Instrument Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena alam maupun sosial disebut variabel penelitian.
Menurut Arikunto dalam iskandar (2013:79) “Instrumen penelitian adalah suatu yang penting dan strategis kedudukannya di dalam pelaksanaan penelitian”. Instrumen penelitian sendiri merupakan komponen yang sangat penting dalam menjalankan sebuah penelitian dalam usaha mendapatkan data. Beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk instrumen penelitian digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data empiris sebagai nilai variabel yang diteliti.
Oleh karena itu instrumen penelitian haruslah sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.
Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya, seperti calorimeter, thermometer, mistar (meteran) dan timbangan berat. Dan instrumen-instrumen yang rusak atau palsu bila digunakan untuk mengukur harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu.
Sedangkan instrument-instrumen dalam bidang penelitian pendidikan sudah tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya, seperti instrument untuk mengukur motif berprestasi, mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur bakat dan lain-lain.
Dan instrument-instrumen dalam bidang sosial telah teruji validitas dan reabilitasnya tetapi bila digunakan di tempat tertentu belum tentu tepat dan mungkin tidak valid dan reliabel. Untuk itu peneliti-peneliti sering menyusun sendiri instrument penelitian dan valid dan reabilitasnya sendiri.
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang “Pengaruh kepemimpinan dan iklim kerja sekolah terhadap prestasi belajar anak”. Dalam hal ini ada tiga intrumen yang perlu dibuat yaitu:
a. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan
b. Instrumen untuk mengukur iklim kerja sekolah,
c. Instrumen untuk mengukur prestasi belajar murid.
• Teknik Pengumpulan Data
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengumpulan data adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data.
Teknik penelitian sendiri adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Mahmud (2011:165) teknik penelitian sering disebut metode pengumpulan data. Di samping itu, istilah teknik mengandung pengertian yang lebih operasional dan aplikatif dibandingkan metode.
Sedangkan teknik dan instrument merupakan cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data sebagai salah satu bagian penting dalam penelitian.
Instrument yang di gunakan dalam mengumpulkan data tidak dapat dipisahkan dengan teknik pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data tidak dapat dipisahkan dengan metode penelitian. Ketiganya saling berkaitan erat satu sama lainny.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Oleh karena itu, instrument yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliable, apabila instrument tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dan bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
2. Cara Menyusun Instrument Penelitian
Dalam penelitian bidang sains sosial dan pendidikan, instrument penelitian yang sudah baku sulit untuk ditemukan. Untuk itu diperlukan bagi peneliti untuk menyusun instrument penelitian yang akan digunakan sesuai dengan masalah penelitian yang diteliti.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh peneliti untuk menyusun instrument penelitian adalah:
a. Mengidentifikasi variabel-variabel yang diteliti
b. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
c. Mencari indikator setiap dimensi.
d. Mendeskripsikan kisi-kisi instrument
e. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrument
f. Petunjuk pengisian instrument.
Dapat dijabarkan bahwa, untuk menyusun sebuah instrument yang baik, peneliti harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan sebuah konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang diteliti.
b. Menetapkan dimensi-dimensi, yaitu menemukan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada sebuah kontruk.
c. Menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan, yaitu menjabarkan sebuah dimensi-dimensi ke dalam beberapa pertanyaan atau pernyataan, untuk menerangkan kontruk variabel yang akan diteliti.
Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya “tingkat kekayaan misalnya: rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan sebagainya. Untuk indikator rumah, bentuk pertanyaannya misalnya : 1) berapa jumlah rumah, 2) dimana letak rumah, 3) berapa luas masing-masing rumah, 4) bagaimana kualitas bangunan rumah dan sebagainya.
Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya. Penggunaan teori untuk menyusun instrument harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid.
Caranya dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi (buku dan jurnal), membaca hasil penelitian yang sebelumnya yang sejenis dan lain-lain.
Contoh judul penelitian :
GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH
Judul tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen.
Masing-masing instrumennya adalah:
a. Instrument untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
b. Instrument untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
c. Instrument untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi.
3. Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan penelitian kuantitatif teknik pengumpulan data terdiri dari beberapa macam-macam cara dan pengertiannya antara lain:
a. Interview ( Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon berikut penjelasanya:
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara tertruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.
2. Wawancara tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahn yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.
Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan.
Sedangkan wawancara yang baik dilakukan dengan face to face maupun menggunakan pesawat telepon maka akan terjadi kontak pribadi, oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.
b. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
Menurut Uma Sekaran (1992) ada beberapa prinsip dalam peulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
Sedangkan prinsip penulisan angket mempunyai beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup, tipe dan bentuk pertanyaan, tidak menanyakan yang sudah lupa, pertanyaan tidak menggiring, panjang pertanyaan, urutan pertanyaan, prinsip pengukuran dan penampilan fisik angket.
c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik wawancara dan kuesioner.
Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Menurut Sutrisno Hadi (1996) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Observasi Berperan serta (participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, Peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi participant ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
2. Observasi Nonpartisipan
Jika dalam Observasi partisipian Peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang diamati. Sedangkan observasi nonparticipian peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Pengumpulan data dengan observasi non partisipian tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai ketingkat makna.
Dan dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Osbservasi Terstruktur
Observasi Terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan reabilitasnya.
2. Observarsi tidak Terstruktur
Observarsi tidak Terstruktur adalah observarsi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak mengetahui secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
BAB III
KESIMPULAN
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Sedangkan teknik pengumpulan data adalah proses atau cara yang dipakai dalam mengumpulkan data.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian berkenaan dengan validitas dan reabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Langkah-langkah yang harus ditempuh peneliti untuk menyusun instrument penelitian adalah:
a. Mengidentifikasi variabel-variabel yang diteliti
b. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
c. Mencari indikator setiap dimensi.
d. Mendeskripsikan kisi-kisi instrument
e. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrument
f. Petunjuk pengisian instrument.
Adapun macam-macam teknik pengumpulan data yaitu: wawancara (interview), angket (kuisioner), dan pengamatan (observasi).
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung : 2010
Dr. Iskandar, M.Pd, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Referensi, Jakarta : 2013
Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, Metode Penelitian Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung : 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar