Pages

Kumpiulan Puisi

Sabtu, 24 Mei 2014
 KEHIDUPAN DI DUNIA Kini, telah aku sadari Betapa beratnya kita jalani hidup Kadang sengsara, kadang bahagia Walaupun kita jalani hidup sungguh berat Tetapi kita harus bisa semangat Karena dalam menjalani kehidupan Pasti ada kesengsaraan Yang tidak akan bisa terselesaikan Tetapi, masalah itu pasti Akan bisa terselesaikan Bila kita menjalaninya Dengan penuh ikhlas dan bahagia Dalam menjalani kehidupan itu Kita harus berdo`a dan memohon kepada Allah Agar kehidupan yang kita hadapi ini bisa terselesaikan Dengan baik dan hiduplah dengan kebahagiaan yang tentram Amin…. 


 BUNDA YANG TERCINTA Lewati hidupku ini berkat engkau Selalu tenang dan terpenuhi kebutuhanku Tapi mengapa ? Terkadang aku melalaikan amanahmu Maafkan diriku bunda Atas semua perbuatanku Yang membuatmu kesal akan diriku Dalam membimbing sehari-hari Aku tahu engkau sangat mengkhawatirkanku Walau begitu karena aku ingin Meraih cita-citaku Aku tidak akan mengecewakanmu Aku akan membagi waktuku dengan baik Karena aku sangat mencintaimu Dan menyayangimu Bunda engkau sangat berarti Dalam hidupku kau korbankan Kini aku telah menyadari di dunia ini Tiada yang lebih membanggakan kecuali, Bunda…..



  SERIBU TANYA Adakah seuntai kata tanpa bicara…..? Adakah sejuta jawab Tanpa Tanya…? Adakah langit kelam tanpa mendung hitam Adakah guratan merah darah Tanpa luka…..? Adakah isak tangis pilu tanpa kesedihan….? Adakah rasa damai Tanpa perjuangan…..? “begitulah hidup manusia” Hampa yang selalu bertanya Tak mungkin rasa maaf Tanpa rasa sayang Tak mungkin rasa sayang Tanpa sebab Tak mungkin pengalaman ada Tanpa perbuatan Fikirlah pada tumbuhan Dari mana bisa tumbuh Dari mana bisa berkembang Begitu juga dunia seisinya…. Itulah ilmu alam Ilmu hati untuk makhluk Yang berakal



  SAMPAI AKHIR NAFASKU Duhai sang penguasa Setiap derai jam ini berputar Ia menjadi saksi akan waktu hidupku Tak kunjung usai berhambur dosa-dosa Yang terus menampak pada langkah yang kupacu, Sejenak kutermenung dibenak ini Sampai kapankah ku harus begini…..? Apa mungkin harusku menunggu Sesampainya batu terbelah menjadi seribu….? Oh…..itu tiada mampu kujalani, Wahai dzat yang Maha Pengasih Lebih dari yang mengasihiku Izinkan hamba kembali melangkah di jalan yang lurus Dan jalan yang mulia di sisi-Mu Meski harus berjalan terseok kaki ini Ku rela Karena-mu ya Allah Sampai akhir nafasku terhenti….. Sumber: Hal 54 kalamuna, Edisi : IX/ Juni 2009


  PEMILUKU, Untuk NEGERIKU Hajatan besar bakal di gelar Pesta demokrasi Partai hitam, putih, abu-abu, sibuk promosi Saatnya rakyat andil Rakyat mengerti Rakyat teliti Rakyat memilih Amplop partai Sebenarnya……….. Menekik leher Sebenarnya………. Menghipnotis Sebenarnya………. Meremuk Suap memperkosa Rakyat Ingat…! Itu nikmat sesaat……sesat Siapakah dibalik ini……? Degdagrasi moral Ketika dunia politik tak bermain uang Rakyat menghilang Rakyat “sak karepe dewe” TPS kosong, terbukti suara gemlontong Pengetahuan tak punya Uang tak ada Golput jadi solusi Rakyat, melarat Memilih tanpa pamrih Upah tak masalah Memilih jeli Pemilih sejati Mimpi manis akan terbukti Sumber: el-insyaet hal. 25

  Kisah Santri Dalam istana suci Menapaki jalanya waktu Lalu ku ukir seuntaian makna Jalan dan perjalanan Menggapai samudra cita Tutur nasehat guru Adalah sandaran masa depan k Suka duka kami Menjadi sahabat sejati Panas terik matahari Tak meluluhkan semangat kami Di sini potret kisah santri Dari pagi buta hingga lelap Dan surya kembali Tak lelah perjalanan kami Demi ridlo IIIahi…..

  IBU Ibu…. Kau begitu berharga untuk ku Dari kesedihan yang aku rasakan Kau selalu menghiburku dan melindungiku Sangat besar dan mulia pengabdianmu Tiada seorangpun yang bisa Menggantikanmu……. Ibu, ……. Kau tlah melahirkanku Dan kau tlah mengasuhku Dari kecil hingga besar Tanpa inginkan imbalan Jasamu akan slalu aku kenang Ku tau kau selalu berdo`a untukku Tapi kali ini ku berdo`a khusus untukmu Agar Yang Maha Kuasa Memberi keselamatan Memberi kebahagiaan Memberi kelimpahan selalu


  ASSALAM Assalam… Kau adalah lentera di kala senyap menyapa Ku cari bayangan Mu dalam segenap malam Kau selalu menggoda renung kalbuku Ku ingin mendapatkan Mu walau sebatas hari mendung Assalam… Kau adalah mutiara yang menghiasi singhasana Senyummu membekas dalam cahaya hatiku Wajah Mu kemilau bak sinar mentari Nama Mu semerbak bagaikan kasturi Assalam… Di bawah panjiMu aku berteduh Di atas altarMu aku berjalan Di dalam kapalMu aku turut berlayar Dengan petunjukMu tersingkat makna kehidupan Assalam…. Telah ku bangun jiwaku yang rapuh Telah ku cuci hatiku yang keruh Telah kau ajari aku tuk bersimpuh Tuk menggapai bahagia yang utuh Sumber : Majalah Assalam Edisi Perdana / 2010. Hal. 54 - 55

  DUNIA DAN AKHIRAT Jangan memanjakan dunia, sebab dunia itu fana Engkau memanjakan dunia, ketika kau tiada Kau berkhayal kembali ke dunia Tak aka nada yang abadi Suatu yang kau cintai di dunia ini Cintailah akhirat Persinggahan yang abadi, walau belum Nampak Tapi percayalah….. Kegelapan dalam hati Membuat lupa akan kehidupan esok hari Padahal bekal akhirat adalah amal baik di dunia Karena……. Kematian memutus kenikmatan Kematian menanti di setiap saat

  Ayahku Pahlawanku Meski berjuta terima kasih ku ucap Takkan sebanding dengan pengorbananmu Dan seberapapun harta yang kumiliki Takkan mampu menandingi kasih sayangmu Ayah kaulah penyemangat Dan kaulah penjaga di setiap langkahku Kau beri visi dan misi dalam hidupku Dan visi misi itu tiang hidupku sekarang Ku bagai peri kecil dan manja Di setiapku di dekapanmu Sampai kini ka uterus bombing aku Untuk menjadi anak yang berbakti Andaipun malam tak menjelang Dan mentari takkan terbit Ayah kau kan selalu dihatiku Dulu sekarang bahkan selamanya…..

  Untuk Ayah Wahai ayah….. Terimalah puisi dariku Sebagai wujud terima kasihku Atas segenap kasih sayang darimu…… Wahai ayah….. Kan selalu ku ingat dalam benakku Segala cita-cita muliamu Untuk tetap menyekolahkanku Mesti tak sedikit sandungan Menghalangi niat sucimu Wahai ayah…….. ijinkan dariku membalas kebaikkanmu meski tak akan sebanding dengan pengorbananmu Tapi hanya ingin kau tahu Bahwa diriku akan selalu Menyayangimu Sumber : Majalah Assalam Edisi 2/ 2011. Hal. 55

Tidak ada komentar:

Posting Komentar