Lomba Memanah Pada suatu hari di sebuah desa terdapat sebuah perlombaan “memanah” perlombaan ini diikuti oleh berbagai macam pendekar dari seluruh penjuru dunia.
Pembawa acara : “hadirin sekalian mari kita saksikan audisi dari peserta pertama kita, perwakilan dari Amerika Serikat, ya…… dia akan membidik sebuah semangka yang di letakkan di atas kepala seseorang, dan ia akan membidiknya dari jarak 200”
Peserta pertama bersiap-siap (1, 2, 3) ciiiiiiuuuuuu…..wuusssh pisau belati dilepaskan……weeeesssh jupppppp…pisau belatipun membelah sebuah semangka tersebut (penonton pun bersorak sorak). Lalu peserta ini menyombongkan diri dengan berteriak “I am Rambow”.
Giliran peserta kedua berasal dari inggris
Peserta dari inggris : “Halah……..hanya semngka aja sombong”
Dewan juri :”ganti sasaran dengan Melon…….!!!!”
Lalu peserta dari inggrispun bersiap-siap, kali ini dia akan membidik sasaran dengan panah de ngan jarak 5000 m (1, 2, 3) anak panah pun di luncurkan suuuuuuuuuuuweeeesss…..wuuuuus anak panah melaju dengan kencang……..sup cuuppppp………. Anak panah pun berhasil mengenai sasaran yaitu buah melon. Dengan berbangga diri berteriak “My name is Robin Hood”
Persaingan berlangsung ketat peserta terakhir yakni peserta dari Indonesia
Pembawa acara : “ Ya……marilah kita saksikan peserta terakhir yaitu perwakilan dari Indonesia”.
Peserta Indonesia : “Wah kok jago-jago…..z? Gimana nieh” minder ia pun melangkah menuju arena
Peserta Indonesia :” Mas wonten jeruk nipis gak….?
Pasang mas…. jangan lupa…..yang paling kecil jeruknya…!!!
Pasang sekalian di atas kepala…!!!!
Rupanya peserta dari Indonesia ini akan menggunakan sasaran yang berupa jeruk nipis yang di letakkan diatas kepal seseorang, peserta inipun menuju jarak bidik yaitu 1 kM dia menggunakan bamboo runcing…….
Peserta bersiap-siap (3, 2, 1)
wuuuuusssssttttttt……huuuuuiiiiiiis….wweeeesh…..wuuuussshhhh….terdengar dari kejauhan….AAAAAAHHHHh….ternyata banbu runcing itu mengenai sasaran besera landasannya. Lalu….peserta dari Indonesia ini berteriak “I am Sorry”.
Majalah ASSALAM, edisi perdana/ 2010, hal. 56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar