Tata Krama ( Etika) Dalam Mencari Ilmu
Telah kita ketahui bersama bahwa setiap orang ingin hidup yang baik kualitasnya, punya ilmu yang tinggi dengan title gelar berderet, jabatan yang tinggi menjadi kepala di sejumlah instansi yang berarti penghasilannya mengalir bagai aliran sungai di musim penghujan, hidupnya serba wah dan mewah dan itu juga mereka menyadari bahwa kemewahan, harta benda, pangkat tinggi, dapat di raih apabila dia memiliki ilmu,
maka berebutlah orang mencari ilmu yang dapat menghasilkan kemewahan duniawi mereka juga pinter mendasarkan niatnya dengan Hadist Nabi : من اراد الدنيا فعليه بالعلم ومن اراد الأخرة فعليه بالعلم ومن ارادها فعليه بالعلم
Artinya : “Siapa yang menghendakki kejayaan duniawi maka dia harus berilmu, dan barang siapa menghendaki kebahagiaan akhirat maka dia harus berilmu dan barang siapa menghendakki kebahagiaan dunia akhirat maka dia juga harus berilmu (menguasai ilmunya).
Maka menjadilah sekolahan yang didalamnya mengajarkan ilmu yang dapat menjamin untuk memudahkan mencari uang. Misalnya : kedokteran, kesehatan, teknis dan lainnya. Baru mau masuk aja sudah di hadang dengan membayar puluhan bahkan ratusan juta rupiah tetapi sekolahan atau madrasah-madrasah yang kurang dapat mengarahkan pada kejayaan duniawi, sekolah atau madrasah tersebut menjadi sepi. Sehingga timbul pertanyaan :
1. Benarkah bahwa kenyataan di masyarakat, mencari ilmu itu didasarkan pada mudahnya mencari pekerjaan yang berarti hanya berfikir duniawi.
Benarkah yang demikian itu atau salah ?
2. Apa sebenarnya yang harus di siapkan oleh manusia dalam hidupnya ini untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, bukankah
الدنيا مزرعة الآخرة
“Dunia merupakan ladang untuk menanam yang akan di panen di akhirat”.
3. Bila diketahui kunci kebahagiaan dunia dan akhirat itu adalah ilmu, maka bagaimana mendasarkan niat untuk mencari ilmu dan bagaimana tata karma mencari ilmu sehingga bisa meraih ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat seperti yang dicita-citakan oleh semua orang.
Untuk menjawab pertanyaan-pertannyaan di atas maka,
marilah kita kaji bersama, dan kita kembali kepada awal mula manusia itu. Untuk apa diciptakan manusia sudahkan di pahami?
وما خلقت الجن والأنس الا ليعبدون
Artinya : “Sesungguhnya Kami (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepda Allah”.
Kita niatkan awal mencari ilmu adalah niat karena ibadah kepada Allah. Kita utamakan ilmu-ilmu menjadi landasan batin Aqidah Wahdaniyyah. Allahu Ahad Allahu Azza wajalla. Kita tata aturan-aturan ilmu-ilmu. Untuk beribadah kepada Allah, untuk mengetahui halal atau haram, wajib atau mubah dan perintah atau larangan dengan mempelajari ilmu fiqih,
kemudian agar landasan aqidah dan syari`ah kita punya landasan yang kuat, maka kita pelajari sumber-sumbernya dengan mempelajari Al-Qur`an dan Al-Hadis dan ilmu-ilmu keagamaan lain yang sifatnya wajib dilaksanakan ainiyyah secara pribadi-pribadi atau personal manusia ilmu-ilmu yang mempelajarinya bersifat fardlu ain.
Sumber : Orientasi Peserta Didik (OPD) MA NU ASSALAM.Tahun “kita tanamkan nilai-nilai etika dalam belajar” Ajaran 2009- 2010 hal. 29-31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar