Pages

psikologi pendidikan anak berbakat

Rabu, 21 Mei 2014
LAPORAN OBSERVASI ANAK BERBAKAT Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan Dosen Pengampu: Muzdalifah,S.Psi.,M.Si Disusun Oleh: 1. Ridwan (112040) 2. Ahmad Ainul Yaqin (112056) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH / PAI 2014 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya.Intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan (bawaan seseorang). Sedangkan minat itu sendiri adalah indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana dia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Kemudian, bakat adalah anugrah yang tidak boleh disia – siakan dan harus dikembangkan secara maksimal. Setiap manusia terlahir dengan memiliki bakat tertentu yang dimiliki secara alamiah, yang mutlak memerlukan latihan untuk membangkitkan dan mengembangkannya. Seperti halnya bakat, kreativitas yang dimiliki oleh seseorang juga anugrah yang harus dipergunakan secara tepat sasaran. Kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri maupun untuk pembangunan masyarakat, juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Kreativitas erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Kreativitas selalu berada dibelakang sebuah penemuan besar.Antara intelegensi, minat, bakat dan kreativitas memiliki hubungan satu sama lain yang sangat berpengaruh bagi peserta didik. Maka dari itu, penulis akan membahas tentang bagaimana hubungan antara intelegensi, minat, bakat dan kreativitas bagi peserta didik. Disini kami akan mencoba menfokuskan kepada Bakat yang di miliki Oleh anak-anak kelas V umumnya kemudian baru ke Khususnya yaitu 1 siswa/ siswi. 2. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan psikologi, mata kuliah psikologi pendidikan. Agar kita dapat belajar untuk mengetahui bakat peserta peserta didik. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bakat Adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya. Ada beberapa pendapat tentang bakat, antara lain: 1) Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu”. 2) Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” 3) Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” 4) Menurut Guilford bakat adalah kecakapan yang dimiliki seseorang sejak lahir untuk melakukan sesuatu. 5) Menurut Sukardi bakat adalah kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan dirinya dapat berkembang dimasa yang akan datang. Satu ciri yang paling umum diterima sebagai ciri anak berbakat ialah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari pada anak normal. Sebagaimana di ukur oleh alat ukur kecerdasan (IQ) yang sudah baku. Ciri Umum (kecerdasan yang tinggi) ini merupakan awal pangkal tolak berfikir dalam membedakan anak berbakat dengan anak lain yang tidak termasuk kelompok itu. Pada mulanya memang tingkat kecerdasan (IQ) di pandang sebagai satu-satunya ukuran anak berbakat. Pandangan ini disebut pandangan berdimensi tunggal tentang anak berbakat. Gifedness atau keterbakatan istimewa adalah suatu pola perkembangan yang tidak sikron (tidak serasi;asynchronous development) pada individu-individu tertentu, dimana di dalamnya terkombinasi suatu tingkat kemampuan kougnitif yang sangat maju yang disertai dengan intesitas emosi (kedalam perasaan;emotional intensity) yang sangat kuat, yang pada akhirnya menciptakan suatu pola pengalaman, dan kesadaran dalam diri individu-individu tersebut yang secara kualitatif sangat berbeda dengan anak-anak lain yang seusianya. Ketidakserasian ini akan semakin meningkat dengan semakin tingginya kapasitas intelektual yang mereka miliki. Keunikkan sperti inilah yang pada akhirnya mempersyaratkan adanya suatu pola pengasuhan, pengajaran, dan pembimbingan yang khusus agar proses tumbuh kembang mereka dapat berjalan dengan optimal (The Colombus, dalam Bainbridge,2008). Selain batasan sebagaimana yang diuraikan di atas juga terdapat batasan yang merujuk pada tampilan (Performance) akademik yang di tunjukkan oleh seorang anak selama disekolah. Menurut definisi ini anak-anak berbakat istimewa (gifed) adalah anak-anak yang berada pada kisaran 5%-10% teratas dilihat dari prestasi akademik yang mereka tunjukkan di sekolah. Mengacu pada definisi ini maka anak-anak yang tergolong berbakat istimewa perlu mendapatkan materi belajar dan model pembelajaran yang lebih menantang yang berbeda dengan teman-temannya. Definisi ini meski mudah dalam aplikasinya (khusunya dari aspek identifikasi) tetapi sangat kurang mendapatkan dukungan dari para hli psikologi, khususnya karena terlalu menekankan pada aspek prestasi namun kurang mempertimbangkan aspek kepribadiaan dan tumbuh kembang dari anak-anak berbakat istimewa. Selain itu dalam aplikasinya standar kriterianya 5%-10% teratas dalam ranah prestasi akademis juga masih diperdebatkan, khusunya dalam hal instrument apa yang dipergunakan untuk mengukurnya. B. Pengertian Prestasi Belajar Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian Intelegensi yaitu: (1) Menurut Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport” (2) Menurut Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. (3) Menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam kriteria tersebut. BAB III MENGEMBANGAN BAKAT & MINAT 1. Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, guru atau lingkungan terdekat anak : 1) Sejak usia dini cermati berbagai kelebihan, ketrampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak. 2) Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya. 3) Kembangkan konsep diri positif pada anak. 4) Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di berbagai bidang. 5) Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang-bidang yang menjadi kelebihannya. 6) Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya. 7) Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain. 8) Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak. 9) Sediakan fasilitas atau sarana untuk mengembangkan bakat anak. 10) Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya. 11) Jalin hubungan baik antara orang tua, guru, dengan anak . Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut : (1) Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan bakat khususnya. (2) Berupaya menumbuh-kembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di kalangan anak remaja, baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah. (3) Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. (4) Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah guna memberikan pelayanan yang lebih efektif. Bila semua aspek di atas dapat terpenuhi, maka pengembangan anak yang mempunyai bakat khusus akan bisa berkembang secara optimal ditambah dengan minat untuk menekuni salah satu bidang yang ia minati , sehingga memberikan prestasi yang memuaskan terhadap orang tua dalam lingkungan sosial serta lingkungan pendidikan. C. Hubungan antara Bakat dan Prestasi MenurutMunandar (Ali & Asrori, 2005) perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi karena bakat sangat menentukan prestasi seseorang. àorang yang berbakat belum tentu berprestasi karenat bakat bersifat potensial yang membutuhkan latihan dan pengembangan secara maksimal. Berdasarkansebuah penelitian ditemukan bahwa sekitar 20% siswa SD dan SMP menjadi anak yang underachiever, artinya prestasi belajar yang mereka peroleh berada di bawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki.Bakat memang sangat menentukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana itu akan terwujud menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang menentukan. Conny semiawan (1987) dan Utami munandar (1992) menegaskan bahwa berbeda dengan kemampuan yang menunjukkan pada suatu kinerja (perfonmance) yang dilakukan sekarang. Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja dapat dilakuakan pada masa yang akan datang. BAB IV Peran Guru dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik 1. Dasar 1) Setiap peserta didik memiliki potensi diri dan kemampuan yang berbeda. 2) Setiap peserta didik adalah pribadi yang unik. 3) Setiap peserta didik memiliki kecenderungan berbeda dalam tingkatan usia. 4) Setiap peserta didik memiliki kemauan dan semangat atau dorongan dari diri sendiri yang berbeda. 2. Potensi Diri Potensi adalah sesuatu yang bisa dikembangkan sedangkan diri adalah akumulatif dari pikiran kita. Potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki untuk bisa dikembangkan. (Efendi, 2007). Kemampuan dasar yang dimiliki seseorang yang ada dalam diri dan dapat dikembangkan dengan latihan dan sarana yang memadai. 3. Cara Mengetahui Potensi Diri 1) Mengenali siapa diri anda. 2) Mengenali kesukaan dan kebiasaan serta kebisaan diri. 3) Mencoba hal baru sampai akhir kemampuan. 4) Cari tau kelebihan dan kekurangan diri. 5) Minta masukan dan saran orang lain tentang anda kemudian pelajari dan pahami makna atau maksudnya. 4. Mengembangkan Potensi Diri 1) Mempelajari bidang atau hal-hal yang anda sukai. 2) Bergaul dengan teman atau komunitas yang memiliki ketertarikan yang sama mengenai suatu hal. 3) Berani mencoba dan menunjukkan kemampuan anda. 4) Menerima segala kritik masukan yang bersifat membangun dan “meruntuhkan” 5. Peran Guru Mengenali potensi peserta didik dengan cara sebagai berikiut: 1) Melakukan pendekatan dari cara belajar. 2) Menumbuhkan kepercayaan diri siswa. 3) Memberikan dukungan dan dorongan kepada siswa. 4) Jangan meremehkan kemampuan siswa. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sesuai dengan pemahaman siswa. 6) Berikan penghargaan dan penghormatan kepada setiap pilihan, cita-cita atau keinginan dan apapun yang telah dilakukan siswa dan itu dianggap baik. 7) Jalin hubungan yang kondusif (nyaman dan aman). 8) Mengajarkan agar siswa memiliki komitmen dan keyakinan akan kemampuan apa yang dia miliki. D. IDENTIFIKASI ANAK BERBAKAT Identitas Anak Nama : Clairina Elora Laily Panggilan : Elora Tempat,tanggal lahir : 20 juli 2003 Usia : 11 Tahun Alamat : Muria, Indah Blok A No.481 Kudus Jenis Kelamin : Perempuan Sekolah & Kelas : SD 03 Barongan, Kelas V Rangking Kelas : 1 Pelajaran Yang Di sukai : Semua Pelajaran, kecuali Bahasa Jawa Nilai Tes IQ : Tinggi ( di atas Rata-Rata) Berat Badan waktu lahir :- Bisa membaca pd usia :- Tahun Hobi : Membaca Komik, Mendengarkan Musik, Menggambar Cita-cita : Arsitek, Komikus, Novelis Bakat : Lukis, hingga pernah sampai ke tingkat Jawa Tengah Identitas Keluarga Orang Tua (Elora) • Ayah Nama : Mochammad Shohib Panggilan : Shohib Pekerjaan : Karyawan Swasta • Ibu Nama : Wijayanti Kusuma Ningrum Panggilan : Wijayanti Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga  Guru yang di interview/kuesioner Nama : Rochani NIP : 19611123 198201 1004 TTL : Kudus, 23 November 1961  Menurut Bapak, yang dinamakan bakat itu apa ? Bakat adalah Pembawaan dari anak yang bisa bersufat pengetahuan, ketrampilan yang sifatnya individu.  Bakat di kelas V ini menurut bapak itu bagaimana ? Jumlah di kelas ini yaitu 53 anak yaitu 22 anak laki-laki dan 31 perempuan. Secara umum di kelas V ini ada siswa-siswi yang memiliki bakat diantaranya yaitu : a. Bakat Bernyanyi itu ada 2 anak yang menonjol yaitu siswi yang bernama Alfara Dita, (suaranya Bagus, ketika istirahat biasanya anak ini sering bernyanyi sendiri, orangnya pemalu ketika di suruh maju, bersosialisasi akrab sama teman juga muda bergaul dan tidak di kucilkan oleh teman-temannya). b. Bakat Tari ada 2 anak yang menonjol yaitu siswi yang bernama Adiliya Putri Permata sari. c. Bakat Lukis ada 10 anak , tetapi yang menonjol yaitu siswi yang bernama Elora anak ini sempat sampai ketingkat Jawa Tengah .( Orangnya pemalu ketika di kelas , Tegas ketika Percaya Diri, Punya Pemikiran luas dibandingkan dengan teman-temannya, bersosialisasi akrab sama teman ). d. Bakat Renang ada 5 orang, tetapi disini kami menyebutkan dua dari 5 tersebut yaitu : Bita Padma Kusuma ( orangnya Lumanyan Percaya diri, sama teman akrab, suka bermain), Rahma Ayuning Tyas. A ( Orangnya Pemalu, Tidak Gegabah dalam menjawab pertanyaan, bisa di ajak komunikasi/bekerja sama, tidak mudah marah).  Bagaimanakah Cara meningkatkan Bakat bagi siswa/siswi di sini? Ketika Guru mengetahui bakat dari siswa-siswinya, guru melakukan/merancang/menyediakan guru Khusus sesuai dengan bakat dari siswa-siswinya untuk di latih/latihan (supaya bakatnya bisa berkembang), disamping itu siswa-siswi disini juga kursus di luar. Rata- rata siswa-siswi khususnya kelas V disini itu, intelektualnya termasuk kategori sedang. BAB VI PENUTUP Kesimpulan Jadi peranan Intelegensi atau kecerdasan setiap orang sangat mempengaruhi kreativitas, bakat dan prestasi belajarnya.Seseorang yang tingkat intelegensinya (IQ) tinggi belum tentu memiliki kreativitas, bakat, dan prestasi belajarnya tinggi pula karena setiapindividu memiliki motivasi yang berbeda. Tetapi individu yang memiliki IQ lebih tinggi akan lebih mudah berkreativitas dan meraih prestasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan yang memiliki IQ rendah. Peran guru dalam dalam mengenali potensi peserta didik yaitu dengan memberikan kepercayaan, dukungan, kesempatan, sarana dan prasarana untuk peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya kemudian beri pengargaan/reward kepada peserta didik yang telah berprestasi karena intelegensi, bakat, minat dan kreativitas yang dimiliki peserta didik. Daftar Pustaka Muzdalifah,Psikologi Pendidikan, Kudus, STAIN Kudus, 2008. Ghufron Nur, Psikologi, Nora Media Enterprise, 2011. http://triwahyuo.blogspot.com/2013/12/makalah-psikologi-pendidikan_10.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar