Biasanya ketika orang telah di hinggapi virus cinta, mereka akan malas. Setiap saat pekerjaanya hanya menunggu kabar dari kekasih tapi itu hanya sebagian kecil dari gejala malas akibat virus cinta. Banyak dikatakan pula penyakit cinta juga menimbulkan sakit yang disebut “kerajinan”. Ya…..cinta dapat mengalah, pemalas jadi rajin. Yang biasa bangun siang menjadi bangun amat pagi hanya sekedar untuk mengucapkan “selamat pagi” buat pujaan hati tapi efek dari cinta ini akan sebentar saja pengaruhnya karena ketika patah hati maka dunia rasanya bagai neraka.
Lalu pantaskah seorang pelajar penerus bangsa rasanya tak layak jika waktu yang seharusnya kita pergunakan untuk belajar kita sia-siakan hanya untuk bermain cinta. Terlalu tidak penting pada usia kita yang berhak menghakimi cinta, pada dasarnya cinta itu adalah ketulusan. Cinta tak dapat di sangka kedatangannya. Cinta bisa dating kapan saja, dimana saja. Kita tidak bisa mengingkari cinta tapi sebagai seorang pelajar haruskah kita menyia-nyiakan waktu yang seharusnya kita pakai untuk berprestasi termakan percuma hanya untuk permainan cinta? Ini adalah perjalana moral yang takkan pernah diajarkan di sekolah manapun dan pada tingkat berapapun.
Jika kalian ingin sukses jangan cba-coba bermain cinta karena cinta adalah api yang siap membakar kita kapan saja jika kita terlena. Tapi jamgan khawatir hati kalian takkan jadi batu tanpa cinta, karena jika kalian belajar dengan sungguh-sungguh maka sebenarnya itu adalah implementasi dari ciinta kalian. Kepada siapa?kepada diri sendiri, orang tua, guru, bangsa, agama, umat manusia dan ilmu pengetahuan. Bukankah berlebihan jika saya ungkapkan seperti ini that is true, tak percaya? Renungkan saja……. Cinta itu indah, lebih indah dari yang dapat kita banyangkan.
Cinta adalah kehidupan yang amat berarti jika kalian dapat memaknai cinta pada prestasi yang kalian torehkan karena prestasi itulah cinta yang indah. Sumber: Hal 39 kalamuna, Edisi : IX/ Juni 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar