Pages

hadis tarbawi I

Rabu, 21 Mei 2014
MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Hadis I (Tarbawi) Dosen Pengampu : BpK. Amin Nasir,S.S.,M.S.I Disusun Oleh : 1. Dwi Septiana (112038) 2. RIDWAN ( 112040) 3. Hanif Abul Hamid (112063) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KUDUS JURUSAN TARBIAH / PAI TAHUN 2013 KURIKULUM PENDIDIKAN I. Pendahuluan Buku-buku yang membicarakan kurikulum dalam bahasa Indonesia itu semuanya dapat di gunakan oleh para ahli pendidikan Islam,para pelajar,para pengelola,dan guru sekurang-kurangnya sebagai bahan bandingan. Al-Qur`an dan Hadis bukanlah buku sains,buku filsafat,atau buku mistik akan tetapi keduanya berisi tentang pokok-pokok ajaran. Berdasarkan kitab ini para pendidik Muslim wawasan mereka tentang kurikulum. Sampai sekarang pakar di kalangan pendidikan Islam belum menulis teori secara rinci dan sistematis sebagaimana di lakukan oleh orang barat. Telah ada yang menemukan susunan mata pelajaran serta kegiatan yang menggambarkan wawasan mereka tentang kurikulum. Berdasarkan program pendidikan yang sudan di buat sebelumnya kita dapat menemukan sejarah pendidikan sehingga kita dapat menyusun teori kurikulum pendidikan Islam.Mengenai kurikulum pendidikan Islam mungkin dapat di pertimbangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan umat Islam diIndonesia. Asumsi yang di gunakan adalah 1.Al-Qur`an dan hadis pasti benar 2. Al-Qur`an dan hadis itu harus di terapkan dalam kebudayaan yang global. II. Rumusan masalah A. Pengertian Kurikulum Pendidikan ? B. Komponen Kurikulum Pendidikan? C. Model Kurikulum Pendidikan Islam Masa Klasik? III. Pembahasan A. Pengertian Kurikulum Pendidikan 1. Secara Etimologi Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Istilah ini muncul pertama kali dalam kamus Webster tahun 1856. Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus tersebut kurikulum diartikan 2 macam, yaitu: a) Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu. b) Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Dalam Qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Pengertian diatas menimbulkan paham bahwa dari sekian banyak kegiatan dalam proses pendidikan di Sekolah,hanya sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan itulah yang disebut kurikulum.Kegiatan belajar,selain yang mempelajari mata-mata pelajaran itu,tidak termasuk kurikulum.Padahal sebagaimana kita ketahui kegiatan belajar di sekolah tidak hanya kegiatan mempelajari mata pelajaran.Mempelajari mata pelajaran hanyalah salah satu kegiatan belajar di Sekolah. Adapun hadits yang bersangkutan dengan kurikulum pendidikan yang diambil dari kitab Sahih, Jilid 1, bab Fi Ta’lum al-Suryaniyyat karya al-Tirmidzi adalah sebagai berikut: حدثنا علي بن حجر أخبرنا عبد الرحمن بن أبي الزناد عن أبيه عن خارجة بن زيد عن ثابت عن أبيه زيد بن ثابت قال : أمرني رسول الله صلى الله عليه وسلم أن أتعلم له كتاب يهود قال إني والله ما آمن يهود على كتاب قال فما مر بي نصف شهر حتى تعلمته له قال فلما تعلمته كان إذا كتب إلى يهود كتبت إليهم وإذا كتبوا إليه قرأت له كتابهم قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح وقد روي من غير هذا الوجه عن زيد بن ثابت رواه الأعمش عن ثابت بن عبيد الأنصاري عن زيد بن ثابت قال أمرني رسول الله صلى الله عليه وسلم أن أتعلم السريانية قال الشيخ الألباني : حسن صحيح Artinya: Zayd ibn Tsabit, ia berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kepadaku untuk mempelajari bahasa Ibrani guna menterjemahkan surat orang-orang Yahudi. Zaid berkata dengan nada semangat:”Demi Allah, sesungguhnya akan kubuktikan kepada orang-orang Yahudi bahwa aku mampu menguasai bahasa mereka.” Zaid melanjutkan: “setengah bulan berikutnya aku mempelajarinya untuk Nabi SAW dengan tekun dan setelah aku menguasainya, maka aku menjadi juru tulis Nabi SAW apabila beliau berkirim surat kepada mereka, akulah yang menuliskannya; dan apabila beliau menerima surat dari mereka, akulah yang membacakan dan yang menerjemahkannya untuk Nabi SAW. Berkata Abu Isa Hadis ini hasan shahih. Setengah Bulan نصف شهر: Aku mempelajarinya : تعلمته Juru Tulis : كتب Aku Membacakan : قرأت 2. Secara Terminologi Para ahli telah banyak mendefinisikan kurikulum diantaranya. a. Crow mendefiniskan bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. b. Zakiah Daradjat memandang kurikulum sebagai suatu progam yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakn untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Bahkan Alice Miel mengatakan bahwa kurikulum meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, pengetahuan, kecakapan dan sikap-sikap orang yang melayani dan dilayani di sekolah (termasuk di dalamnya seluruh pegawai sekolah) dalam hal ini semua pihak yang terlibat dalam memberikan bantuan kepada siswa termasuk ke dalam kurikulum. Sedangkan Pendidikan adalah Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran,atau latihan bagi perananya di masa yang akan datang. (UUR.I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal I). B. Komponen-komponen Kurikulum Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Maka kurikulum itu isinya luas sekali. 1. Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaitu: a. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk dengan kurikulum tersebut. b. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu. Bagian inilah yang disebut mata pelajaran. c. Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum. d. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut. komponen kurikulum itu meliputi: a. Tujuan, yang ingin dicapai meliputi : (1) Tujuan Akhir, (2) Tujuan Umum, (3) Tujuan Khusus, (4) Tujuan Sementara. Di dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi seorang pendidik harus pula dapat merumuskan kompotensi yang ingin dicapai, yaitu : (1) Kompetensi lulusan, (2) Kompetensi lintas kurikulum, (3) Kompotensi mata pelajaran, dan (4) Kompetansi dasar. b. Isi kurikulum Berupa materi pembelajaran yang diprogram untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. c. Media (sasaran dan prasaran) Media sebagai sarana perantara dalam pembelajaran untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik. d. Strategi Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta teknik mengajar yang digunakan. Dalam strategi termasuk juga komponen penunjang lainnya seperti : (1) sistem administrasi, (2) pelayanan BK, (3) remedial, (4) pengayaan, dsb. e. Proses pembelajaran f. Evaluasi Dengan evaluasi (penilaian) dapat diketahui cara pencapaian tujuan. Maka diketahui bahwa suatu kurikulum mengandung atau terdiri atas komponen-komponen: a. tujuan, b. isi, c. metode atau proses belajar-mengajar, d. evaluasi. Komponen di atas saling berkaitan. Komponen tujuan mengarahkan atau menunjukkan sesuatu yang hendak dituju dalam proes belajar-mengajar. Komponen isi menunjukkan materi proses belajar-mengajar tersebut. Materi (isi) itu harus relevan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan tadi. Komponen proses belajar-mengajar mempertimbangkan kegiatan anak dan guru dalam proses belajar-mengajar,sesuai dengan hadits berikut ini. عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ ) اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ: Didiklah anak-anak kalian Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R Ad-Dailami) Adapun komponen evaluasi adalah kegiatan kurikuler berupa penilaian untuk mengetahui berapa persen tujuan tadi dapat dicapai. Adanya pandangan bahwa kurikulum hanya berisi rencana pelajaran di sekolah disebabkan oleh adanya pandangan tradisional yang mengatakan bahwa kurikulum memang hanya rencana pelajaran .Pandangan tradisional ini sebenarnya tidak terlalu salah ,mereka membedakan kiegiatan belajar kurikuler dengan ekstrakurikuler dan kokurikuler.Menurut pandangan modern ,kurikulum lebih dari sekedar rencanapelajaran atau bidang study.Kurikulum dalam pandangan modern ialah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.pandangan ini bertolak sesuatu yang actual,yang nyata yaitu yang aktual terjadi di sekolah dalam proses belajar. Di dalam pendidikan,kegiatan yang dilakukan siswa dapat memberikan pengalaman belajar atau dapat dianggap sebagai pengalaman belajar,seperti berkebun,olah raga ,pramuka,dan pergaulan selain mempelajari bidang study.Semuanya itu merupakan pengalaman belajar yang bermanfaat .pandangan modern berpendapat bahwa semua pengalaman belajar itulah kurikulum. Kurikulum itu sangat penting dalam pendidikan anak-anak karena tujuan-tujuan hidup yang kita yakini Kebenaranya dapat melalui suatu perencanaan kurikulum dalam pengertian itu. Demikian dalam mengukur pencapaian tujuan – tujuan kita,bila tujuan hidup kita banyak melenceng dalam pencapaiaannya,maka kita harus segera merevisi kurikulum yang ditempuh anak-anak kita.Dalam pengertian ini kurikulum adalah alat atau jalan untuk mencapai tujuan hidup anak-anak kita yang juga merupakan tujuan hidup kita.Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa suatu kurikulum mengandung atau terdiri atas komponen-komponen.  Setiap komponen dalam kurikulum di atas sebenernya saling berkaitan,bahwa tujuan komponen yaitu mengarahkan atau menunjukkan sesuatu yang hendak di tuju dalam proses belajar-mengajar.  Komponen isi menunjukkan materi proses belajar-mengajar tersebut  Proses belajar-mengajar adalah kegiatan yang dapat mencapai tujuan. Proses ini sering di sebut sebagai metode mencapai tujuan  Adapun komponen keempat yaitu evaluasi itu adalah kegiatan kurikuler berupa penilaian untuk mengetahui berapa persen tujuan tadi dapat dicapai.Jadi mengevaluasi pencapaian tujuan mengevaluasi isi,mengevaluasi proses,dan mengevaluasi itu sendiri. Progam pendidikan yang dibuat dan dilaksanakan sebagai mana dicatat dalam buku buku sejarah islam.Wahyu yang mula mula diterima nabi Muhammad ialah surat al alaq ayat 1-5.Kemudian di susul oleh oleh wahyu yang di sebut dalam al-muzammil yang artinya sebagai berikut: hai,orang yang berselimut(yaitu Muhammad) bangunlah dan beri ingatlah kaummu,dan agungkanlah,bersihkanlah pakaianmu,tinggalkan dosa(menyembah berhala),jangan kamu memberi harapan mendapat lebih banyak dan sabarlah (menurut perintah) Tuhanmu. Menurut Mahmud Junus (1966:5), dalam pendidikan Islam ada 3 Aspek kepribadian manusia yang harus di bina atau di didik 1. Aspek Jasmani, yaitu mementingkan kebersihan. 2. Aspek akal, yaitu segi pembinaan kecerdasan dan pemberi pengetahuan. 3. Aspek Rohani, yaitu pembinaan segi keagamaan C. Model Kurikulum Pendidikan Islam Masa Klasik Kurikulum pendidikan Islam klasik berbeda dengan kurikulum pendidikan modern. Pada kurikulum pendidikan modern, misalnya kurikulum pendidikan nasional di Indonesia, ditentukan oleh pemerintah dengan standar tertentu yang terdiri dari beberapa komponen: tujuan, isi, organisasi, dan strategi.[11] Pengertian dan komponen yang terdapat dalam kurikulum pendidikan modern tersebut sulit ditemukan dalam literatur-literatur kependidikan Islam klasik. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan Islam klasik dipahami dengan subjek-subjek ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam proses pendidikan. Di samping itu pula, Al-Qur’an dijadikan sumber pokok ilmu-ilmu agama dan umum. Pada masa Nabi s.a.w. [611-632 M/12 SH-11 H] secara keseluruhan kurikulum mencakup pembinaan aspek jasmani, akal, dan rohani (hati). - Nabi s.a.w. menetap di Mekkah selama 12 tahun 5 bulan 21 hari sejak kenabiannya. Pengajaran yang disampaikan selama itu adalah Alquran yang mencakup iman kepada Allah, shalat, dan akhlak. عَنْ عُمَرُوبْنُ شُعَيْبِ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُم اَبْنَاءُ سِنِيْنَ وَاضْرِبُهُمْ اَبْنَاءَ عَشَرَ وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ ( رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ ) : مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat. Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Rasulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur.” (HR. Abu Dawud). - Pada masa Nabi di madinah, kurikulum pendidikan terdiri dari: membaca Alquran, keimanan (rukun iman), ibadah (rukun Islam), akhlak, dasar ekonomi, dasar politik, membaca serta menulis kesehatan (pendidikan jasmani) dan olah raga.. ارْمُوا بَنِي إِسْمَاعِيلَ فَإِنَّ أَبَاكُمْ كَانَ رَامِيًا Memanahlah kalian, hai bani Ismail, sebab nenek moyangmu dahulu adalah seorang pemanah. Selain di atas nabi mengajarkan menunggang kuda. Ia mengatakan : لا سبق إلا في خف أو حافر. Tidak ada keunggulan kecuali dalam menunggang kuda (Al-Syaibani,1979:505). Pada masa Khulafaurrasyidin [632-661 M/12-41 H] dan masa bani Umayyah [661-750 M/41-132 H] kurikulum itu telah bertambah. Secara ringkas, kurikulum pendidikan Islam pada masa ini adalah sebagai berikut: • Di kuttab, diberikan pelajaran membaca Alquran dan menghafalkannya, menulis, ibadah, dan akhlak. • Di sekolah tingkat menengah dan tinggi, pengajaran mencakup: Alquran dan tafsirnya, hadis dan pengumpulannya, fiqh. Peradaban Islam mengalami puncak keemasan pada pemerintahan al-Ma’mun (813-833 M), yaitu ketika orang-orang Islam menerjemahkan buku-buku Yunani, Persia, India ke dalam bahasa mereka. Proyek besar ini bukan merupakan barang mubazir yang hanya menghiasi rak buku khalifah, tetapi sejarah telah membuktikan dengan lahirnya para sarjana Muslim dari berbagai disiplin ilmu yang namanya masih dikenang hingga saat ini. Sejak periode awal penerjemahan ini, pendidikan Islam memiliki potensi untuk mengembangkan kurikulum yang beraneka ragam, mencakup seluruh area pengetahuan yang dikenal di dunia Helenistik, namun Islam tidak menawarkan keluasan cakupannya ini dalam satu lembaga. Sebaliknya umat Islam membentuk sistem dua jalur: formal dan non-formal. 1. Kurikulum Pendidikan Islam Sebelum Berdirinya Madrasah [750-1258 M/132-656 H] a. Kurikulum Pendidikan Rendah Secara rinci kurikulum yang diajarkan pada tingkat pendidikan rendah meliputi: a) Membaca Al-Qur’an dan menghafalnya. b) Pokok-pokok agama Islam, seperti whudu, shalat, dan puasa. c) Menulis. d) Kisah orang-orang yang besar. e) Membaca dan menghafal syair-syair. f) Berhitung. g) Pokok-pokok nahwu dan sharaf. b. Kurikulum Pendidikan Menengah Pada jenjang pendidikan menengah terdapat pelajaran-pelajaran sebagai berikut: 1. Al-Qur’an. 2. Bahasa Arab dan kesusasteraan. 3. Fiqh. 4. Tafsir. 5. Hadis. 6. Nahwu/sharaf/balaghah. 7. Ilmu-ilmu kealaman. 8. Kedokteran. 9. Musik. c. Kurikulum Pendidikan Tinggi Secara umum lembaga pendidikan tingkat tinggi mempunyai dua fakultas, yaitu: 1) Fakultas ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Adapun ilmu-ilmu yang dikaji fakultas ini adalah: tafsir Al-Qur’an, hadis, fiqh, ushul fiqh, nahwu/sharaf, balaghah, bahasa dan sastra Arab. 2) Fakultas ilmu-ilmu hikmah (filsafat). Fakultas ini mempelajari ilmu-ilmu: mantiq, ilmu-ilmu alam dan kimia, musik, ilmu-ilmu eksakta, ilmu ukur, falak, ilmu-ilmu teologi, ilmu hewan, ilmu-ilmu nabati, dan ilmu kedokteran.[17] Kurikulum madrasah terdiri dari: a) Ilmu-ilmu agama, seperti: ilmu Al-Qur’an, hadis, tafsir, ushul fiqih, ilmu kalam, dan disiplin-disiplin lain yang tergolong dalam ilmu kelompok ilmu ini. Meskipun deskripsi madrasah-madrasah menunjukkan adanya variasi dalam penekanan dan porsi yang ditempati dalam kurikulum, secara umum kelompok ilmu ini adalah bagian inti dari semua kurikulum madrasah. b) Ilmu-ilmu sastra yang dibutuhkan untuk mendukung kajian ilmu-ilmu agama juga diajarkan di madrasah, tetapi bukan menjadi bagian utama dari kurikulum. Ilmu-ilmu agama memang mendominasi kurikulum lembaga formal. Disiplin-disiplin yang perlu memahami dan menjelaskan makna Al-Qur’an tumbuh menjadi inti dari pengajaran hadis dan tafsir. Seni rethorika juga merupakan bagian penting dari pendidikan ilmu-ilmu agama, sebab kemampuan untuk menyampaikan ceramah yang menggugah dan ceramah ilmiah adalah salah satu peran inti seorang ulama dalam pendidikan dan kehidupan keagamaan di masyarakat. Kemahiran berbicara di tengah publik mengandung semua aspek pendidikan dan pengalaman. Kurikulum ini dianggap sebagai kurikulum madrasah tinggi, karena telah mengenalkan begitu banyak pelajaran umum. Tetapi studi ilmu-ilmu asing tidak semua diajarkan mendetail pada tingkat madrasah atau khusus. Ada di antara ilmu-ilmu itu yang diajarkan pada tataran dasarnya saja, dan tempatnya pun tidak harus di lembaga formal seperti madrasah. Di rumah, di istana wazir dan pejabat negara, pelajaran-pelajaran ini lebih kental dikenalkan dan didalami. Pada madrasah biasanya yang mempunyai otoritas kekuasaan dalam pengelolaan pendidikan, khususnya penentuan kurikulum adalah penguasa atau orang yang memberikan harta wakafnya dalam pendirian madrasah. Setelah penjelasan tentang model kurikulum pendidikan Islam masa klasik yang dipaparkan sebelumnya, ada beberapa kebijakan yang diperoleh: 1. Untuk kurikulum baik tingkat rendah maupun tingkat tinggi, tidak ada kurikulum yang terbatas, kecuali Alquran yang terdapat pada seluruh tingkat. 2. Tidak ada jangka waktu yang diberikan dalam menempuh proses belajar. 3. Diberikan kebebasan untuk memilih guru yang disukainya. 4. Pada masa klasik, peserta didik ini dapat berpindah dari satu halaqah ke halaqah lainnya. 5. Kurikulum yang diberikan merupakan persiapan menuju pendidikan yang lebih tinggi. 6. Tidak ada ujian-ujian akhir tahun, tetapi murid-murid naik ke tingkat yang lebih tinggi atas rekomendasi guru-guru mereka. 7. Pada pendidikan tingkat tinggi pada masa klasik, seorang syaikh (mudarris) memberikan sertifikat atau izin (Ijazah) kepada mahasiswa untuk mengajarkan apa yang telah dipelajarinya. 8. Setiap syaikh (mudarris) bebas memilih bidang apa yang ingin ajarkan, namun terikat dengan waqfiyyah dari lembaga tempatnya mengajar. Madrasah lahir sebagai bentuk lain dari pendidikan umum yang memposisikan dirinya sebagai lembaga yang berciri khaskan agama Islam. Posisi ini diambil sebagai akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem pendidikan pesantren yang dinilai terlalu sempit dan terbatas pada pengajaran ilmu-ilmu agama.Sebagai sekolah umum yang berciri khas agama Islam, madrasah dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik terkait dengan peningkatan iman dan taqwa maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam undang-undang No. 40 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah dalam Pasal 10 ayat (2). Melalui kebijakan Menteri tentang peningkatan mutu pendidikan pada madrasah, diharapkan supaya: (1) Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan sekolah umum yang sederajat. (2) Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum setingkat lebih atas. (3) Siswa setingkat madrasah dapat berpindah ke sekolah umum yang setingkat. Pengembangan madrasah ini terus berlanjut, misalnya dalam menawarkan konsep Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) untuk memberikan keseimbangan pada lulusan madrasah agar mampu menguasai ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum secara komprehensif dengan mengajarkan kitab-kitab berbahasa asing (khususnya bahasa Arab) serta ilmu-ilmu keislaman lainnya. Agar tidak menimbulkan kerancuan tentang pendidikan madrasah aliyah dengan pendidikan menengah umum dalam konteks saat ini. Salah satu pengembangan model kurikulum di madrasah lebih berorientasi pada kurikulum integrasi, yang dirancang agar proses pendidikan benar-benar memenuhi maksud yang dikehendaki, yang meniadakan batas-batas antar mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan pelajaran yang menyajikan fakta yang tidak terlepas satu sama lain diharapkan mampu membentuk kepribadian peserta didik yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya. Ciri khas agama Islam meliputi pemberian mata pelajaran, yaitu Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Bahasa Arab, Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam. Kadang juga ada Kebijakan yang dilakukan dalam usaha-usaha pembaharuan sistem pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren. Untuk sekolah umum, juga diberikan ilmu-ilmu agama, walaupun jumlahnya tidak sebanyak yang terdapat di madrasah. Dalam keputusan Menteri Agama No. 68 tanggal 1 Oktober 1974. IV. Kesimpulan Kurikulum adalah Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu. Kerangka kurikulum Islam adalah kerangka kurikulum yang umum, kerangka kurikulum tersebut adalah sebagai berikut: a. tujuan, b. isi kurikulum, c. metode, dan d. evaluasi. perbedaan kurikulum dimasa klasik dengan masa sekarang yaitu kurikulum klasik lebih ke arah personal/individu, sedangkan kurikulum saat ini lebih ke arah insitusional/lembaga. DAFTAR PUSTAKA Tafsir, Ahmad,2005,Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hamalik, Oemar,2007,Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar