Pages

bahagia menjadi mualaf

Minggu, 08 Juni 2014


Dulu Anggap Islam Sebagai Musuh, Kini Bahagia Menjadi Mualaf

Sabtu, 24 Mei 2014, 05:45 WI
REPUBLIKA.CO.ID, Dawood Beale, begitu nama yang diberikan setelah ia memeluk Islam. Selama ini Dawood hidup terpisah dengan orangtuanya karena harus melanjutkan pendidikan di tempat lain. Namun, ia berusaha untuk tetap berhubungan dengan keluarganya.

Pendeta Dawood, Friar Kevin, adalah seorang pria yang hebat. dawood sangat menghormatinya. Tapi, ketika Dawood memanjatkan doa, ia merasa berdoa kepada Tuhan, bukan kepada Yesus. Ia tak merasa Yesus dapat mendengarnya atau dia berada di sini, di dunia. Meski begitu, ia juga sangat menghormatinya.

Selain itu, ia mengaku sangat membenci Islam. Seperti kebanyakan orang Inggris lainnya, ia merasa Islam adalah musuh. Memang ia memiliki beberapa teman Muslim, mereka juga baik, tetapi menurutnya terorisme sangat jahat.

Ia juga telah memaafkan orangtuanya atas segala permasalahan mereka yang berimbas pada kehidupannya. Ayah Dawood juga telah mengubah jalan hidupnya. Sebelumnya, ia tinggal di jalanan di London selama 7 tahun sebelum akhirnya menjalani rehabilitasi dan kemudian memulai hidup dengan baik dan menghentikan mengonsumsi obat-obatan.

Lalu ayahnya mengajak berlibur bersama ke Moroko. Di situlah ia menyadari umat Islam sangat baik. Kehidupannya berbalik dan tanpa sadar ia dengan cepat sangat mencintai Islam. Kebanyakan orang mengira kebenciannya terhadap Islam justru membuatnya menjadi Muslim. Akan tetapi alasan salah satunya karena mereka benar-benar orang yang baik dan memperhatikannya.

Akhirnya, tiba waktu pulang. ia semakin tertarik terhadap Islam. Meskipun ia juga suka akan konsep Tuhan dalam Kristen, tetapi ia tidak tertarik untuk mempelajari atau mendengarkannya. Terkadang ketika membaca Injil selama beberapa jam, ia tidak memahaminya.

Tapi berbeda dengan Islam. Larangan minum alkohol dalam Islam sangatlah masuk akal dan masa muda Dawood membuktikannya. Nilai keluarga juga ditekankan dalam Islam. Ia merasa Islam memiliki semua jawabannya. Ia yakin, pasti tulisan tersebut merupakan kata-kata Tuhan.
"Bagaimana bisa sebuah buku yang ditulis 1.400 tahun yang lalu menjawab semua permasalahan kehidupanku?" tanya Dawood seperti dikutip Onislam.net.

Ia pun membaca tentang Nabi Muhammad, dan ia benar-benar menghormatinya. Sehingga langsung ia putuskan untuk mengikuti jejaknya karena ajaran Kristen tak membuatnya tertarik. Ia juga mengunjungi Siprus dan menemui Syekh di sana.
Kemudian ia mengucapkan kalimat syahadat dan diberi nama Dawood. Ia juga mengunjungi sejumlah tempat Islam di Siprus dan belajar untuk beribadah. Ketika kembali, ia masih ingin mempelajari Islam. Perlahan-lahan ia mulai membaca Alquran. Karena tidak mengerti artinya, maka setelah membaca Alquran, ia baca lagi terjemahannya.
"Aku sangat bahagia memeluk agama ini. Sedangkan keluarga dan teman-temanku yang awalnya terkejut, kini mulai menerima keputusanku," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/14/05/24/n61ojg-dulu-anggap-islam-sebagai-musuh-kini-bahagia-menjadi-mualaf




Tidak ada komentar:

Posting Komentar