Nilai dan Manfaat Media Pengajaran
Manfaat pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alas an, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses brelajar siswa antara lain:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Contoh sederhana, guru akan mengajarkan masalah kepadatan penduduk sebuah kota. Ia menggunakan berbagai media pengajaran antara lain gambar atau foto suatu kota yang padat penduduknya dengan segala permasalahannya. Gambar atau foto tersebut akan lebih menarik bagi siswa dibandingkan dengan cerita guru tentang padatnya penduduk kota tersebut. Kemudian guru menyajikan suatu grafik pertumbuhan jumlah penduduk kota tersebut dari tahun ke tahun, sehingga jelas betapa cepatnya pertumbuhan penduduk kota tersebut.
Grafik tersebut dapat memperjelas pemahaman siswa terhadap pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Para siswa dapat melakukan analisis data penduduk, sebab-sebab pertumbuhan penduduk, melakukan proyeksi jumlah penduduk tahun berikutnya, dan aspek lain dari grafik tersebut. Ia juga dapat membuat grafik penduduk dan memberi interpretasinya. Ini berarti kegiatan belajar siswa lebih banyak dan lebih mendalam.
Sementara itu guru lebih mudah mengatur dan memberi petunjuk kepada siswa apa yang harus dilakukannya dari media yang digunakkannya, sehingga tugasnya tidak semata-mata menuturkan bahan melalui kata-kata (ceramah). Penggunaan gambar dan foto serta grafik dalam contoh diatas adalah satu cara pengajaran dengan media pengajaran.
Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan, dimulai dari berfikir kongkret menuju ke berfikir abstrak, dimulai dari berfikir sederhana menuju ke berfikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Sebagai contoh penggunaan peta atau globe dalam pelajaran ilmu bumi, pada dasarnya merupakan penyedehanaan dan pengkongkretan dari konsep geografis, sehingga dapat di pelajari siswa dalam wujud yang jelas dan nyata. Dengan pula penggunaan diagram yang melukiskan hubungan dan alur-alur terjadinya bel listrik atau bunyi radio merupakan gambaran dan penyederhanaan konsep berfikir abstrak dalam wujud yang mudah dipelajari oleh siswa.
Penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media pengajaran dalam proses belajar-mengajar sampai kepada kesimpulan, bahwa proses dan belajar para siswa menunjukkan perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media. Oleh sebab itu penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
Manfaat Teknologi Pembelajaran PAI
Mengenai manfaat teknologi pembelajaran PAI sangatlah banyak dan hal ini tergantung dari siapa yang memanfaatkannya. Berikut adalah beberapa manfaat dari teknologi pembelajaran PAI bagi pendidik dan peserta didik:
Manfaat bagi pendidik
1. Pendidik dapat lebih memudahkan tercapainya tujuan pendidikan.
2. Pendidik dapat mempermudah desain pembelajaran.
3. Pendidik dapat menunjang metode pembelajaran.
4. Pendidik dapat lebih meningkatkan efektifitas Pembelajaran.
5. Pendidik lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran.
6. Pendidik dapat mengefisiensikan waktu.
7. Dapat menjadi daya dukung pengajaran seorang pendidik.
Manfaat bagi peserta didik
1. Peserta didik dapat lebih cepat menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh pendidik.
2. Peserta didik menerima materi pembelajaran dengan senang.
3. Peserta didik dapat mempresentasikan apa yang mereka ketahui.
4. Peserta didik tidak bosan dengan cara penyampaian materi pembelajaran secara verbal.
5. Peserta didik lebih bisa berekspresi dalam proses pembelajaran.
Read more ...
sido naik lan sido mumbul artikel humor puisi cerpen
berfikir sistemik dalam pembelajaran
Rabu, 10 September 2014
BERFIKIR SISTEMIK DALAM PEMBELAJARAN
Makul : Perencanaan Sistem PAI
Disusun oleh :
1. Mifrokhul Ula (111065)
2. Duwi septiana (112038)
3. Ridwan (112040)
1. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam pendidikan, dimana melalui pendidikanlah diharapkan mampu membawa kearah mana bangsa ini akan melangkah. pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dan multi makna. sebagaimana yang telah dirumuskan tujuan pelaksanaan pendidikan tak luput dari beberapa komponen yang menunjang, dari berbagai komponen/elemen-elemen yang menyatu itulah akan terlaksana “sebuah sistem”,
sebab di muka bumi ini tiada hal yang tak saling terkait, semua saling melengkapi dan menyempurnakan demi terwujudnya suatu tujuan yang hendak dicapai.
Beberapa komponen yang berada dalam sistem telah terintruksi untuk mencapai suatu tujuan yang membimbing kita tentang apa yang harus dikerjakan. Banyak fenomena yang muncul dalam pembelajaran,
baik dengan penyebab langsung maupun tak langsung, terkadang idealisme memang tak selamanya selaras dengan realitas yang kita temui, praktik pembelajaran yang dilakukan dengan baik dan tepat akan menghasilkan sumbangsih baik kepada anak didik, sebaliknya jika pembelajaran dilakukan tidak tepat, maka potensi siswa sulit dikembangkan.
Berangkat dari realitas pembelajaran yang sudah terlaksana dan terdapat kekurang efektifan, maka pemakalah akan membahas tema” Berfikir Sistemik dalam Pembelajaran”, demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional yang mampu menghasilkan output/SDM handal dan berkompeten di masa yang akan datang.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep berpikir sistemik dalam pembelajaran?
2. Apa saja komponen-komponen sistem pembelajaran?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pembelajaran?
4. Apa manfaat berpikir sistemik dalam pembelajaran?
3. PEMBAHASAN
1. Konsep Berpikir Sistemik Dalam Pembelajaran
Berpikir merupakan suatu aktivitas mental untuk membantu memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi rasa keingintahuan. Kemampuan berpikir terdiri dari dua yaitu kemampuan berpikir dasar dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir dasar (lower order thinking) hanya menggunakan kemampuan terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat mekanis, misalnya menghafal dan mengulang-ulang informasi yang diberikan sebelumnya. Sementara, kemampuan berpikir tinggi (higher order thinking) membuat siswa untuk mengintrepretasikan, menganalisa atau bahkan mampu memanipulasi informasi sebelumnya sehingga tidak monoton.
Kemampuan berpikir tinggi (higher order thinking) digunakan apabila seseorang menerima informasi baru dan menyimpannya untuk kemudian digunakan atau disusun kembali untuk keperluan pemecahan masalah berdasarkan situasi.
Berpikir sistemik (Systemic Thinking) adalah sebuah cara untuk memahami sistem yang kompleks dengan menganalisis bagian-bagian sistem tersebut untuk kemudian mengetahui pola hubungan yang terdapat didalam setiap unsur atau komponen penyusun sistem tersebut. Pada prinsipnya berpikir sistemik mengkombinasikan dua kemampuan berpikir, yaitru kemampuan berpikir analis dan berpikir sintesis.
Berpikir sistemik (systemic thinking) didefinisikan sebagai hal yang lebih kearah proses memahami dan berpikir bagaimana agar kita memandang suatu sistem dalam perspektif yang lebih luas, melihat keseluruhan pola berbagai macam komponen di dalam sistem tadi saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu kesatuan.
Berpikir yang menekankan keseluruhan rangkaian bagian secara terpadu itu disebut Berpikir Sistemik. Syarat awal untuk memulai berpikir sistemik adanya kesadaran untuk menghormati dan memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem. Pengertian sistem adalah keseluruhan saling-pengaruh antar unsur dari sebuah obyek dalam batas lingkungan tertentu yang bekerja mencapai suatu tujuan.
Istilah sistem sering didefinisikan suatu bagunan atau organisasi/lembaga yang terdiri dari berbagai sub komponen/elemen, yang saling berinteraksi, berinterdependensi dimana salah satu elemen/komponen rusak atau hilang maka akan mengganggu komponen lainnya serta dapat menganggu kualitas kinerja dari organisasi tersebut. Yang masuk kategori sistem diantaranya manusia, mobil, rumah, lembaga sekolah, proses pembelajaran dan masih banyak lagi.
Banyak para ahli pendidikan mengatakan bahwa pendidikan adalah merupakan sistem terbuka (open system). Artinya proses pendidikan sangat ditentukan oleh perkembangan atau dinamika perkembangan dari luar pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan harus mampu merespon perkembangan dan dinamika yang ada diluar pendidikan, misalnya dinamika budaya, sosial, teknologi dan politik. Inti pendidikan adalah pembelajaran, dengan demikian pembelajaran juga merupakan sebuah sistem terbuka yang di pengaruhi oleh sesuatu yang ada diluar pembelajaran.
Sistem dapat dipahami sebagai sebuah kesatuan utuh dari masing-masing sub sistem (komponen). Berfikir sistem berarti berfikir terhadap suatu obyek secara utuh, keberhasilan atau kegagalan lebih disebabkan oleh banyak elemen/faktor. Menghilangkan salah satu elemen berarti menghambat percepatan untuk mencapai kualitas sebuah produk.
Sistem pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Makna sistem dalam pembelajaran berarti adanya pemahaman atau asumsi guru bahwa pembelajaran harus di dukung oleh berbagai komponen secara utuh dan komprehensif, meninggalkan salah satu elemen akan menimbulkan kegagalan proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu sistem. Pelaksanaan pembelajaran merupakan hasil integrasi dari beberapa komponen yang memiliki fungsi tersendiri dengan maksud agar pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Jadi berpikir sistemik dalam pembelajaran adalah proses berpikir yang didasarkan pada masalah pembelajaran sebagai suatu keseluruhan secara tuntas dan dapat mendalami pula bagian-bagiannya.
2. Komponen-Komponen Sistem Pembelajaran
Ciri utama pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman, alat, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri-ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen sistem pembelajaran itu sendiri. Dimana dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen sebagai berikut : tujuan, bahan/materi, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran.
Komponen sistem pembelajaran adalah penentu dari keberhasilan proses pembelajaran. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai sebuah sistem, masing-masing komponen tersebut membentuk sebuah integritas atau satu kesatuan yang utuh. Masing-masing komponen saling berinteraksi yaitu saling berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi.
Mengenai komponen-komponen sistem pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Tujuan, tujuan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran umum yang meliputi: standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sedangkan pembelajaran khusus, yaitu berupa indikator pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan, kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
b. Sumber Belajar, yaitu segala sesuatu yang ada di luar diri individu siswa yang bisa digunakan untuk memudahkan terjadinya proses belajar pada diri sendiri atau siswa, apapun bentuknya, apapun bendanya, asal bisa digunakan untuk memudahkan proses belajar, maka benda itu bisa dikatakan sebagai sumber belajar. Sumber belajar bisa dalam bentuk buku, lingkungan, surat kabar, digital konten, dan sumber informasi lainnya.
c. Strategi Pembelajaran, suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau materi pembelajaran, dan kegiatan yang mendukung penyelesaian tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran pada hakikatnya merupakan penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan bagi perkembangan siswa.
d. Media Pembelajaran, yaitu berupa software dan hardware untuk membantu proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajar dan sebagai alat bantu bagi guru untuk menunjang penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.
e. Evaluasi Pembelajaran, merupakan alat indikator untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Evaluasi bukan hanya sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran
Sebagai suatu sistem, pembelajaran akan dipengaruhi oleh beberapa unsur yang membentuknya. Beberapa unsur yang dapat mempengaruhi kegiatan proses pembelajaran diantaranya guru, siswa, sarana, alat dan media, dan lingkungan.
1. Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa adanya guru bagaimana-pun bagus dan idealnya suatu strategi jika tanpa adanya guru, stategi tersebut tidak dapat di implementasikan karena guru merupakan suatu pekerjaan profesional, sehingga jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus yang menuntut seorang guru menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya, dengan harapan akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik secara otomatis akan mampu menghasilkan output yang baik pula.
2. Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses perkembangan dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama, dan karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan dapat membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran.
4. Lingkungan
Ditinjau dari segi lingkungannya, ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial psikologis. Faktor organisasi kelas di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas yang merupakan aspek penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Sedangkan faktor iklim sosial psikologis adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran yang dapat terjadi secara internal atau eksternal. Secara internal yang ditunjukkan oleh kerja sama antar guru, saling menghargai dan saling membantu, maka mungkin iklim belajar menjadi sejuk dan tenang. Sehingga akan berdampak pada motivasi belajar siswa, sebaliknya manakala hubungan tidak harmonis maka iklim belajar akan mempengaruhi psikologis siswa dalam belajar.
4. Manfaat Berpikir Sistemik Dalam Pembelajaran
Manfaat berpikir sistemik dalam pembelajaran di antaranya sebagai berikut:
a. Dengan berpikir sistemik dalam pembelajaran maka arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas. Dengan tujuan yang jelas, maka kita dapat menetapkan arah dan sasaran dengan pasti. Penentuan komponen-komponen pembelajaran pada dasarnya diarahkan untuk mencapai tujuan. Melalui berpikir sistemik dalam pembelajaran, setiap guru dapat lebih memahami tujuan dan arah pembelajaran untuk menentukan langkah-langkah pembelajaran dan pengembangan komponen yang lain, dan dapat dijadikan kriteria efektivitas proses pembelajaran.
b. Menuntun guru pada kegiatan yang sistematis. Berpikir secara sistem adalah berpikir runtut, sehingga melalui langkah-langkah yang jelas dan pasti memungkinkan hasil yang diperoleh akan maksimal.
c. Dengan berpikir sistemik dalam pembelajaran, kita akan diarahkan untuk melihat suatu permasalahan sebagai bagian dari suatu sistem secara luas, bukan sebagai suatu bagian spesifik yang terpisah. Dengan demikian, akan lebih mudah dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam proses pembelajaran kemudian berusaha berpikir lebih luas dan jangka panjang tentang bagaimana mengatasi permasalahan tersebut.
4. Kesimpulan
Berpikir sistemik dalam pembelajaran adalah proses berpikir yang didasarkan pada masalah pembelajaran sebagai suatu keseluruhan secara tuntas dan dapat mendalami pula bagian-bagiannya.
Ciri utama pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman, alat, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri-ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen sistem pembelajaran itu sendiri. Dimana dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen sebagai berikut : tujuan, bahan/materi, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran.
Sebagai suatu sistem, pembelajaran akan dipengaruhi oleh beberapa unsur yang membentuknya. Beberapa unsur yang dapat mempengaruhi kegiatan proses pembelajaran diantaranya guru, siswa, sarana, alat dan media, dan lingkungan.
Manfaat berpikir sistemik dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut: dengan berpikir sistemik dalam pembelajaran maka arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas, menuntun guru pada kegiatan yang sistematis, dengan berpikir sistemik dalam pembelajaran, kita akan diarahkan untuk melihat suatu permasalahan sebagai bagian dari suatu sistem secara luas dan bukan sebagai suatu bagian spesifik yang terpisah.
DAFTAR PUSTAKA
Muchith, M.Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group
Rohman, Muhammad. Amri, Sofwan. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Alfabeta: Bandung
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum & Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
http://amachmud.blogspot.com/2011/04/berpikir-sistemik-dalam-pembelajaran.html
http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/manfaat-pendekatan-dan-komponen-sistem.html
http://diyah-pgsd.blogspot.com/2013/01/kemampuan-berpikir-kritis.html
http://healthforindonesia.blogspot.com/2010/11/berpikir-sistem-solusi-penyelesaian.html
http://siraitrina.wordpress.com/2010/10/27/modul-iv-berpikir-sistemik/
http://srihendrawati.blogspot.com/2012/04/berpikir-sistemik.html
Read more ...
Langganan:
Postingan (Atom)